BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Terjadi Kelangkaan BBM Di Sumba Barat Daya,Bayak masyarakat Mengeluh Sulit Dapat BBM Di SPBU Akibat Antrean Lama



Sumba Barat Daya , SuaraIndonesia1.Com - Warga Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT) masih kesulitan mendapat bahan bakar minyak (BBM). 


Beberapa SPBU,sesuai hasil pantu media SuaraIndonesia1.Com di antaranya SPBU Radamata , SPBU LedeGiring , SPBU Tawo Rara , SPBU Gollu Sapi , SPBU Kodi Utara dan Kodi di kuasi oleh para penimbun BBM.


Akibat beberapa SPBU di kuasai pihak penimbun, banyak masyarakat mengeluh tidak mendapat BBM serta untuk kelancaran beraktifitas masyarakat terpaksa beli BBM eceran di pinggir jalan walau sedikit dan melambung harga.



Berdasarkan pantauan media beberapa hari ini sepertinya terjadi kelangkaan BBM hingga banyak warga yang kemacetan atau mogok kendaraan .


Selain itu , harga eceran BBM dipinggir jalan melonjak harga hingga mencapai 25 ribu hingga 30 ribu , begitupun tidak penuh takaran botol aqua besar.


Dengan langkahnya BBM ditengah masyarakat,Kepala Bagian Ekonomi Kabupaten Sumba Barat Daya NTT,Misna yang dikonfirmasi media SuaraIndonesia1.Com menyampaikan kalau terkait kelangkaan BBM sebenar kalau dilihat KUOTA untuk kita SBD masih mencukupi , baik untuk pertamax , Solar dan Minyak tanah masih cukup.kata ibu Misna.


Terkait kelangkaan secara khusus, ibu Misna menjelaskan bahwa memangnya kami juga sudah cek di lapangan yang di sebabkan oleh karena empat hari belakangan ini , Kapal tangki yang memuat pertamax itu tidak masuk , sehingga penumpukan terjadi di SPBU untuk membeli pertalite karena pertamax tidak ada serta semua kejar atau buruh pertalite yang disebabkan kapal tengki tidak masuk yang bawa pertamax di waingapu selama empat hari dan ini adalah masalah sistim atau Jaringan,

dimana kendaraan Roda empat menggunakan sistim BARKOT , sebut ibu Misna.


Misna juga menyinggung terkait yang terjadi pada sabtu kemarin di SPBU RadaMata ,karena jaringan atau sistimnya terganggu maka dihentikan pelayanan . Demikian juga SPBU Tawon Rara kemarin hafi selasa. Sehingga oleh peetugas kami , setiap hari melakukan pengawasan bersama TNI-POLRI,Sat Pol PP ,Perdagangan , perhubungan , Perekonomian dan Samsat,jelasnya.


Nah karena kematiannya ricuh di SPBI Taworara , itu langsung di tempuh oleh tim kami untuk mengurai kemacetan dan percepatan pelayanan BBM itu . Mereka melakukan pembatasan di mana untuk kendaraan roda dua dibatasi dengan mengisi BBM cukup dengan harga 50 ribu dan untuk kendaraan roda empat kalau tidak salah kata ibu Misna 250 ribu yang sebelumnya mereka biasa isi 400-500 ribu. Nah untuk semuanya dapat kata ibu Misna, mulai pertalite semestinya di bagi , dan itulah kebijakan yang di tempuh , paparnya.


Selanjutnya oleh pemerintah sebut ibu Misna , bahwa dari bulan juni kemarin hingga pada juli kemarin , kami sudah lakukan pengawasan setiap hari di lima SPBU-SBD. Hanya saja batu dua minggu terakhir ini saya merubah lagi agar 1 minggu 3 kali dengan dasar bahwa kami amelihat seandainya saya tugaskan semua staf saya si SPBU , maka tinggal kabag dan sopir dikantor apa lagi staf saya hanya 10 orang ,jelasnya.


Dan kalau sudah lima SPBU kami pantau atau awasi dalam hal ini ada yang 2 dan ada yang sampai tiga orang dalam satu SPBU , maka habia audah serta terbengkalai sudah kami punya pekerjaan di kantor ,pungkas Misna. Maka dalam dua minggu terakhir ini saya tarik satu staf untuk atur ulang bahwa 1 minggu 3 kali saja pengawasan di kota di Taworara dan di Radamata demikian juga di Gollu Sapi, kodi utara dan kodi serta kami menyesuaikan dengan waktu masuknya mobil tangki dari waingapu Jadi untuk kami pemerintah sudah melakukan pengawasan,kata Misna.


Terkait dengan melonjak harga BBM dipengecer,saya tidak cuci tangan juga atau saling menyalahkan juga karena kami melakukan pengawasan itu sampai dengan jam dua. Nah setelah jam dua kata Misna , kami juga sudah pulang . nah di belakang kami kalau masih ada BBM tersisah itu di jual oleh pemilik APBU lagi kata Misna. Nah inilah yang menyebabkan potensi terjadiinya Tap dan pengecer-pengecer itu dengan senang hati melakukan pembelian dan penjualan kembali,dan tadinya saya sudah konfirmasi operator di Taworarra kalau masih ada BBM yang sisah,mohon agar jangan dijual dan kalau jual apa bila kami pengawas ada khusus pertalite sehingga tidak terjadi lagi pengecer yang ada dipinggir SPBU,tandas Misna mengakhiri.


******** Eman Ledu *******(SuaraIndonesia1.Com ).

« PREV
NEXT »