SBD,SuaraIndonesia1.Com – Keresahan warga Nusa Tenggara Timur ( NTT ), akan ketersediaan Air bersih mulai teratasi . Wilayah tersebut mendapat bantuan Proyek Pembangunan Air Tanah ( P2AT ) dua unit Sumur bor Air bawa tanah yang di bangun oleh kementerian PUPR Tahun 2004.
Kepedulian tinggih pemerintah memberikan Akses Air bersih mengingat kondisi Geografis NTT dipengaruhi iklim tropis semi rangkai sehingga menyebabkan keterbatasan air bersih.Tetapi pada era perkembangan yang terus meningkat hampir setiap tahun program air bersih menjadi prioritas pemerintah demi kesejahteraan masyarakat .
Namun apa yang menjadi prioritas pemerintah kebanyakan program tersebut banyak tidak berdampak aaas manfaatnya.
Dua titik sumur bor bantuan P2AT Provinsi NTT TA 2004 yang ada di Sumba Barat Daya diduga Mubasir dan Terbengkalai dalam beberapa tahun .
Dua unit sumu bor itu berada di Dusun II Lolo Uwi dan satunya lagi berada di WeeBoro wilayah Desa Kalaki Kambe kecamatan Wewewa Barat Sumba Barat Daya NTT.
Kepala Dinas PUPR tingkat Provinsi NTT yang dikonfirmasi media SuaraIndonesia1.Com belum lama ini terkait sumur bor yang berada di dusun dua desa kalaki kambe Wewewa Barat Sumba Barat Daya,bahwa sesuai pengeluhan warga masyarakat dan juga sesuai hasil pantauan media ini dimana Sumbur bor air bawah tanah dalam kondisi dikeluhkan sejumlah warga serta terbengkalai dalam beberapa tahun silam,Maksi Nabu sebagai Kadis PUPR provinsi NTT menyampaikan bahwa akan berkoordinasi dengan pihak petugas langan dan setelah itu kami akan turun Swipping, ungkapnya singkat.
Bapak Yanus sebagai Operator yang dimintai keterangannya oleh media SuaraIndonesia1.Com terkait terbengkalainya dua sumur tersebut, menyampaikan kalau awalnya sumur itu di kerjakan tahun 2004.
Selanjutnya pada saat itu sumur tersebut masih digunakan tenaga surya ( panel Surya ) dan kala itu airnya juga lancar . Akibat banjir kala itu maka airnya MANDEK karena mesin panelnya rusak digenangi Air hinggah di tahun 2012,kata Ama Yanus menjelaskan.
Juga awalnya air itu masih kami gunakan tenaga surya atau ( panel surya ) dan kami masyarakat juga belum memanfaatkan secarah maksimal,airnya sudah mandek akibat mesin panel di genangi Air atau banjir hinggah ditahun 2012 , sebut Ama Yanus sebagai Operator.
Lebih lanjut Ama Yanus menjelaskan kalau sepanjang mandeknya Air sumur itu , kami warga masyarakat di desa kalaki kambe kembali lagi membeli air tangki dengan harga per tangki 100 ribu hinggah 120 ribu,sebutnya.
Nah kaitan dengan Sumur bor itu yang mandek selama beberapa tahun silam, barusan di tahun 2023 kemarin di rehab sekaligus panel surya itu yang di gunakan awal di gantikan menggunakan meteran listrik. Nah pada saat menggunakan meteran listrik kala itu dalam uji coba, airnya lancar namun tidak besar.
Sehingga kala itu kami semua bersama petugas beranggapan babwa airnya sudah tidak ada kendala dan bahkan saya sebagai operator langsung mengarahkan ke bak penampung di kampung . Tidak lama kemudian setelah kunci sudah diserahkan dan petugasnya pulang , datanglah masyarakat di saya menanyakan kenapa meteran di matikan sementara bak itu belum penuh ?
Dari amukan masyarakat, saya juga langsung mengecek meteran dan ternyata meterannya kembali, dan setelah itu saya langsung hidupkan kembali serta airnya membali naik. Tidak lama kemudian meteran kembali lagi dan begitu terus , sehinggah kala itu saya langsung hubungi petugasnya dan menjelaskan kalau air tidak lancar dan meteran sering kembali, hinggah petugas yang mengerjakan air itu menjadikan akan turun perbaiki , namun hingga saat ini tidak ada petugas yang memperbaiki meteran kata, Operator.
Ama Yanus menambahkan bahwa sesuai hasil konfirmasinya pada petugas PLN yang memasang meteran kala itu bahwa meteran yang di pasang kalaupun petugas dari provinsi mengatakan bahwa Daya atau meterannya 6500 Kwh Itu tidak sampai dan menurut saya sekitar meteran Daya 3 ribu,kata Ama Yanus menambahkan.
Juga kata Ama Yanus, pembuatan sumur bor air bawa tanah hampir tersebar di beberapa wilayah kabupaten SBD dan itu merupakan program yang sangat baik untuk mengantisipasi kebutuhan air bersih bagi masyarakat menghadapi musim kemarau. Namun banyak masyarakat yang mengeluh terkait sebagian proyek Sumur bor air bawa tanah saat ini dalam kondisi terbengkalai dan sebagiannya direhab, kata dia.
** Eman Ledu **
( SuaraIndonesia1.Com ).