SBD - SuaraIndonesia1.Com , Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memasuki tahun 2024 tepatnya pada bulan maret dan april 2024 wilayah kabupaten Sumba Barat Daya kembali dilanda wabah penyakit yang mengancam kehidupan masyarakat terutama gangguan pada peternakan babi dan ini menjadi sorotan dengan dampak yang sangat merugikan ekonomi kehidupan masyarakat secarah umum .
Dengan muncul kembalinya penyakit atau virus hewan di daratan pulau Sumba secarah umum dan lebih khusus di kabupaten Sumba Barat Daya sangat berdampak akan kekhawatiran serius di kalangan masyarakat lebih khusus bagi peternak hewan babi dalam hal ini mengakibatkan kematian massal pada ternak babi dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat dalam mengelola hidup dan secarah ekonomi bahwa sendi kehidupan masyarakat akan terganggu dengan finansial yang signifikan .
Berdasarkan pantauan media ini baik di pasar hewan maupun ditempat lainnya sering siceritakan tentang munculnya firus hewan dan membuat hewan mati . Nah jika hewan yang mati diduga akibat firus masyarakat tidak membuang atau mengamankan dengan menguburkan atau membakar , tetapi masyarakat masih sempat mengkonsumsi dagingnya untuk lauk tentunya membuat penyakit ini berpotensi menyebar lebih luas dan mempengaruhi rantai pasokan pangan di daerah pasaran hewan maupun pada tempat lainnya dimana masyarakat memelihara ternak babi yang boleh di katakan dasar atau lahan upaya hidupnya dengan beternak babi .
Akibat muncul dan membludaknya wabah atau virus hewan ini , banyak masyarakat peternak babi yang merasa putus asa atau membuat investasi masyarakat dalam upaya beternak babi hancur dan minus akibat wabah penyakit tersebut .
Oleh karena itu dengan wabah atau virus yang kembali melanda wilayah kabupaten Sumba Barat Daya serta berdasarkan pantauan lapangan awakk media bahwa sudah banyak hewan babi yang sudah mati dan membuat para peternak babi menjadi stress serta keinginan untuk melanjutkan memelihara hewan babi sepertinya tidak berlanjut membuat sendi kehidupan keluarga atau masyarakat akan tergangguh .
Di daratan pulau Sumba kita dapat ketahui bersama bahwa dalam upaya mengelola hidup khususnya pada beternak babi merupakan salah satu aset utama bagi petani maupun bagi pengusaha ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup serta wabah virus ini yang membludak akan berdampak luas terutama terganggu sendi kehidupan masyarakat Sumba Barat Daya .
Dengan membludaknya wabah saat ini di kabupaten Sumba Barat Daya , Kepala bidang keswan dinas peternakan Sumba Barat Daya , Viviani Veronika yang di sambangi serta dimintai tanggapannya oleh media ini tentang mewabahnya virus hewan meminta masyarakat agar tidak mengkonsumsi dagingnya untuk di jadikan LAUK dan sebaiknya jika hewan sudah diketahui bahwa mati karena penyakit agar diamankan dengan carah menguburkan dan atau membakar hinggah hangus , harapnya .
Dia juga menyampaikan bahwa kaitan dengan mewabahnya firus tersebut yang di kenal dengan ASF , menurutnya sampai saat ini juga belum didapatkan obat pembasmi firus hewan . Oleh sebab itu lewat sosialisasi dari beberapa petugas kesehatan hewan maupun lewat teman-teman pers yang memberitakan agar masyarakat dapat menyadari hal itu dan untuk tidak berdampak lebih luas wabah tersebut sebaiknya hewan yang diduga mati karena firus agar tidak di konsumsi dagingnya dan carah yang paling sederhana dikuburkan atau dibakar , sebutnya .
Ditambahkannya bahwa Wabah penyakit yang kembali melanda ternak babi di Sumba Barat Daya mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dan koordinasi antarinstansi dalam menghadapi iklim yang tidak bersahabat dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, petani, peternak dan masyarakat lokal . Dia berharap semoga dapat ditemukan solusi yang efektif untuk mengatasi wabah ini dan memulihkan kehidupan ekonomi di Sumba Barat Daya , tandasnya mengakhiri .......Eman Ledu .