Jakarta, suaraindonesia1.com
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Marsekal TNI (Purn.) Hadi Tjahjanto mengunjungi Kantor Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Gedung Grha Oikoumene, di Jalan Salemba Raya 10, Jakarta, pada Rabu (28/2/2024).
Pada kesempatan itu, Hadi Tjahjanto memberi apresiasi kepada PGI yang telah turut berpartisipasi dalam menciptakan kondisi aman dan damai dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
“Setiap dapat jabatan baru saya selalu sowan ke PGI.
Karena PGI adalah organisasi gereja yang besar, dan telah ikut menciptakan damai dan ketentraman. Terbukti saat Pileg dan Pilpres 2024 bisa berjalan dengan aman dan lancar juga berkat kerjasama dengan PGI, yang menciptakan harmonisasi di masyarakat.
Ini akan menjadi modal ke depan untuk terus bekerjasama menjaga stabilitas politik hukum dan keamanan,” ujarnya.
Lebih jauh Menko Polhukam Hadi Tjahjanto menjelaskan, Pemilu 2024 yang merupakan satu proses demokrasi di Indonesia perlu harus kita jaga bersama, karena merupakan bagian dari harga diri bangsa.
“Pantauan dari dalam dan luar negeri terhadap keberlangsung proses demokrasi terus berlangsung, dan tentunya kita berkomitmen jaga perdamaian, keamanan, dan kondusifitas negara ini. Saya yakin ini menjadi komitmen bersama pemerintah harus dilalui sampai terpilihnya presiden dan wakil presiden dengan aman dan damai,” tandasnya.
Sementara itu, di awal pertemuan, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, mengaku sangat menghargai kunjungan tersebut, dan memberi apresiasi kepada Hadi Tjahjanto saat menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) sangat tegas, sehingga berhasil menyelesaikan tugas berat menangani kasus tanah, termasuk tanah gereja.
PGI, lanjut Pdt. Gomar Gultom, juga bersyukur karena Pemilu 2024 dapat berjalan dengan aman, meski muncul sejumlah persoalan, namun secara umum berlangsung dengan aman. “Kita tinggal tunggu hasil hitungan secara resmi.
Padahal sebelumnya banyak kekhawatiran terhadap jalannya pemilu ini,” katanya.
Dalam percakapan yang berlangsung sekitar 1 jam, banyak memunculkan kesepahaman-kesepahaman antara Kemenpolhukam dengan PGI dalam rangka menjaga dan merajut kerukunan bangsa meski di tengah-tengah perbedaan yang ada.
“Tentu ada perbedaan-perbedaan tetapi semua bisa kita selesaikan dengan tekad dan semangat untuk persatuan dan kesatuan serta keamanan bersama. Bahkan ada tekad juga tadi, bagaimana bersama-sama ada percakapan yang lebih rutin antara tokoh-tokoh bangsa, sebab akan ada banyak masalah bisa kita hadapi lewat percakapan bersama,” ujar Ketum PGI kepada wartawan usai pertemuan.
Persoalan yang terjadi di Aceh Singkil, dan Papua menjadi percakapan yang mencuat dalam pertemuan ini. Dengan figur kepemimpinan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, PGI yakin dan percaya akan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada.
“Dengan kepemimpinanya, dan kita melihat track record beliau selama menjadi panglima, terutama sebagai menteri ATR pada waktu lampau, saya kira keberhasilan beliau membuktikan sebagai seorang pemimpin yang tangguh, dan ini sangat dibutuhkan dalam menata politik, hukum, dan HAM di Indonesia ini," pungkasnya.
Report, Jerry patty