Manokwari - Suaraindonedia1, Rapat Pleno Masyarakat Suku Besar Meiyah ini merupakan salah satu agenda acara dari Musyawarah Ke - 1 Masyarakat Suku Meiyah yang diadakan di Kantor Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Masni, di Kampung Masni, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Pada kesempatan tersebut Ketua Pemuda Adat Papua Wilayah III Doberai menyampaikan, bahwa "Kita Suku Meiyah Harus Jadi Pemimpin" ini merupakan subtema yang diangkat dalam Rapat Pleno yang digelar Masyarakat Suku Besar Meiyah ini.
Adapun tema yang diambil merupakan kekhawatiran dari Tetua adat Suku Besar Meiyah, Kaum Intelektual Meiyah termasuk juga dari Pemuda Adat Papua wilayah III Doberai, akan kondisi yang dialami dan dirasakan langsung oleh masyarakat Suku Besar Meiyah pada saat ini, yang krisis akan sosok pemimpin dan juga kurang nya perhatian dan kepedulian dari pemerintah setempat.
Rapat Pleno ini dipimpin langsung oleh Demianus Martinus Mandacan selaku Kepala Suku Besar Arfak turunan Barent, Soleman Manseni Selaku Ketua LMA distrik Masni, Keliopas Meidodga selaku Ketua Dewan Adat Papua (DAP) wilayah III Doberai yang juga turunan Irogi Meidodga.
Septi Meidodga selaku Ketua Pemuda Adat Papua wilayah III Doberai yang dalam kegiatan ini juga berlaku sebagai pemandu kegiatan rapat, lalu dihadiri juga oleh Kepala para dari Kepala suku Meiyah dan Masyarakat Suku Besar Meiyah.
Rapat Pleno tersebut dibuka dengan penjelasan inti rapat oleh Septi Meidodga selaku Ketua Pemuda Adat Papua wilayah III Doberai,
"disini saya sedikit menjelaskan kenapa diadakan nya musyawarah ini, jadi terkait dengan DPR Otsus atau yang juga disebut DPRK yang mana ini adalah salah satu formasi dari pemerintah pusat kepada orang asli Papua, jadi ini adalah jalur khusus untuk kita orang asli Papua untuk dapat masuk ke dunia politik agar kita bisa membangun sendiri tanah kelahiran kita ini.
Lanjut Septi meyampaikan, sedikit saya memberikan pandangan bahwa DPR Otsus ini tidak melalui partai poliktik dan tidak melalui pemilihan, tetapi melalui musyawarah seperti yang kita adakan saat ini di kantor LMA. jadi kalau ada orang Meiyah yang merekomendasikan diri dan mengatasnamakan ketiga Kepala Suku yang ada dihadapan kita semua ini, dan dia diluar dari musyawarah ini bisa dipastikan bahwa dia itu ilegal,"
"Jadi disini saya tekankan dan ingatkan kembali yang resmi itu harus dari forum forum seperti sekarang ini, atau yang sudah kita sepakati di dalam musyawarah yang sedang kita laksanakan sekarang ini, jadi keputusan tertinggi itu datang dari forum ini, Musyawarah Masyarakat Suku Meiyah seperti yang kita laksanakan sekarang ini. Maka itu, saya ingatkan kembali jika ada yang diusung diluar musyawarah ini saya pastikan itu ilegal, dan sekali lagi kita tidak ajarkan masyarakat suku kita ini untuk melalui jalan yang keliru atau tidak baik, jadi itu penjelasan singkat dari DPR Otsus atau DPRK yang bisa saya jelaskan disini." tegas Septi Meidodga.
Setelah melakukan penjelasan singkat mengenai DPR Otsus atau DPRK, Septi pun melanjutkan penyampaian amanat yang sudah diberikan Tetua Adat Suku Besar Meiyah yang diberikan kepada Soleman Manseni sebagai perwakilan dari Suku Besar Meiyah masuk dan di usung sebagai anggota DPR Otsus untuk mewakili Suku Meiyah di pemerintahan daerah khusus nya kabupaten, hingga akhir nya seluruh masyarakat yang hadirpun langsung meneriakan "BUNGKUS" sebagai arti seluruh masyarakat yang hadir sudah sepakat dan resmi mendukung Soleman Manseni untuk menduduki kursi DPR Otsus mewakili Masyarakat Suku Meiyah di DPR Otsus.
Tetua Adat Suku Besar Meiyah sepakat memberikan amanat kepada Darius Meidodga, dan teriakan "BUNGKUS" pun kembali menggema.
"Jadi nanti poin poin ini, akan kita jadikan sebuah rekomendasi untuk nanti dikawal oleh Keliopas Meidodga, Ketua Dewan Adat Papua sebagai lembaga tertinggi dan juga dikawal oleh Kepala Suku Besar Arfak turunan Barent, bapak Demianus Mandacan." jelas Septi Meidodga.
"Jadi disini sudah jelas dan disaksikan langsung oleh bapak - bapak dan ibu - ibu yang hadir dalam Musyawarah Masyarakat Meiyah yang ke 1 ini, bahwa kita semua disini sudah sepakat secara bersama untuk mengusung Soleman Manseni dan Darius Meidodga sebagai perwakilan kita semua, Suku Meiyah di DPRK dan DPRP yang sesusai pentunjuk daripada Tetua Adat Suku Besar Meiyah." tandas Septi Meidodga.
Pada momen itu juga, Tokoh Pemuda Adat Papua wilayah III Doberai mengingatkan dan melanjutkan amanat dari Tetua Adat Suku Besar Meiyah kepada seluruh Masyarakat Suku Besar Meiyah untuk ikut serta dalam memeriahkan Pesta Pemilu yang akan diadakan pada 14 Februari 2024 mendatang, dan sebisa mungkin untuk memberikan suara kepada anak asli Papua yang berdarah asli Suku Meiyah yang mencalonkan diri pada pagelaran Pemilu, agar mereka yang sudah terpilih nanti dapat memberikan manfaat dan berkat untuk masyarakat Papua pada umum nya, khusus nya untuk masyarakat Suku Besar Meiyah itu sendiri dan juga jangan sampai ada golput di Pemilu mendatang.
(Tim)