Manokwari - Suku Meiyah wilayah Kabupaten Manokwari melaksanakan Musyawarah Suku Meiyah yang ke - 1 dengan Tema: "Mempersatukan Masyarakat Suku Meiyah Untuk Menata Masa Depan". giat musyawarah tersebut bertempat di Kantor Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kampung Masni, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, pada 13 Januari 2024.
Turut hadir pada giat musyawarah tersebut Ketua LMA Distrik Masni, Kepala Suku Besar Arfak turunan Barent, Ketua Dewan Adat Papua (DAP) wilayah III Doberai, Tokoh Pemuda Adat Papua wilayah III Doberai, Bupati Manokwari yang diwakili oleh Kepala Distrik Masni, perwakilan Ketua Kesbangpol Manokwari, Polsek Masni, Koramil Masni, Kepala - Kepala Suku Meiyah yang ada di beberapa wilayah Manokwari dan juga masyarakat Suku Besar Meiyah.
Pada kesempatan tersebut, Septi Meidodga selaku Tokoh Pemuda Adat Papua wilayah 3 Doberai menyampaikan, "musyawarah ini diselenggarakan untuk memperkuat kelembagan adat sebagai syarat untuk menjaga keutuhan daripada budaya adat istiadat suku tertentu, terlebih khusus buat Suku Besar Meiyah, jadi pada prinsip nya musyawarah ini adalah sebuah momentum untuk mewujudkan impian dan harapan masyarakat Suku Besar Meiyah, untuk itu didalam momentum ini juga wajib kita sebagai masyarakat dan terlebih khusus buat pemuda Meiyah agar dapat memberikan pemikiran - pemikiran positif untuk membangun daerah ini serta berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten ataupun distrik guna mendorong gagasan untuk memajukan daerah kita ini".
Septi juga mengingatkan agar pemuda Meiyah selalu menjalin dan menjaga komunikasi dengan para Tetua adat Suku Besar Meiyah demi terwujud nya persatuan dan pembangunan yang merata di tanah kelahiran nya.
Soleman Manseni selaku Ketua LMA distrik Masni pada kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa melalui musyawarah ini kita Suku Besar Meiyah harus benar benar bersatu agar kita kuat, dan ingat kita harus kuat dalam rohani dulu baru kuat dalam pemerintah, kita harus bersatu untuk mendukung pemerintah serta menjaga nilai - nilai leluhur yang sudah ditinggalkan, tapi jangan sampai ditinggalkan begitu saja. Namun kita harus bangkitkan semangat leluhur leluhur kita yang terdahulu. jadi, itu yang bisa saya sampaikan untuk pemuda pemuda ini orang yang berpendidikan tinggi gunakan dan manfaatkan berkat yang Tuhan kasih itu untuk kita membangun masyarakat kita yang belum mengerti, belum paham kita berikan petunjuk kepada mereka, supaya mereka paham yang pertama tentang Tuhan, yang kedua tentang pemerintah, yang ketiga kita keluarga, saudara, ini yang kita harus jaga demi kemajuan kita bersama ditanah kita sendiri".
"Kita harus kalahkan ego demi menyatukan dan membangun suku Meiyah, dan juga pemerintah harus buka mata untuk kami masyarakat Meiyah ini, jadi saya sampaikan kepada suku Meiyah ini untuk membawa perubahan bagi kitong semua, kitong sebagai Suku Besar Meiyah harus bersatu jangan terpecah belah, jangan hanya karna beda partai politik kitong ini terpecah belah, jadi untuk siapa pun yang tepilih di pesta demokrasi nanti harus siap mendengar aspirasi dari masyarakat demi kemajuan kitong semua di tanah ini." tegas Soleman Manseni.
Dalam kegiatan itu pun Muhammad Ali Syamsul selaku Kepala Distrik Masni menyampaikan, "saya mangajak kita semua mari kita bangun kebersamaan, bangun persatuan jaga wilayah kita supaya tetap aman, tertib, jangan sampai gara gara kita beda partai kita baku bermusuhan, baku lawan, baku marah, maka dari itu berhubung kita masih dalam suasana Natal dan Tahun baru kita harus ingat kembali pesan Natal, Kemuliaan bagi Allah dan damai sejahtera di bumi, Lukas 2 ayat 14, maka dari itu kalau kita mau sejahtera di bumi ini harus dengar Tuhan dan hayati Firman juga perintah Tuhan, jangan kita mau damai jauh dari Tuhan, maka dari itu saya minta forum ini musyawarah ini kita buat yang terbaik untuk kebaikan Suku Meiyah sendiri, jadi melalui musyawarah ini kita harus menyongsong hidup yang lebih baik lagi kedepan nya".
Selain daripada itu Kadistrik Masni pun mengingatkan dan mengajak masyarakat Suku Besar Meiyah untuk bersatu dan juga saling membantu satu sama lain untuk kemajuan daerah nya sendiri, "jadi musyawarah ini itu dari Suku Meiyah oleh Suku Meiyah dan untuk Suku Meiyah itu sendiri, jadi kalau bukan kita siapa lagi yang akan membangun daerah ini, dan kita juga harus kritis, kreatif dan inovatif, pasti nanti nya cepat atau lambat daerah kita ini akan mengalami kemajuan yang luar biasa".
Ada pula Demianus Martinus Mandacan selaku Kepala Suku Besar Arfak turunan Barent Mandacan menyampaikan, "memang betul kita Suku Meiyah ini kita yang lemah, kita sedikit sedikit tunduk ke orang, dan mulai sekarang itu tidak boleh lagi harus maju, jadi untuk maju suku ini kita harus satu, jadi adik adik bapak tiga ini, bapak Lodewijk, bapak Barent, bapak Irogi, situasi saat itu mereka bisa bawa suku besar ini jadi hebat, baru adik adik kita ini yang sudah sekolah ini harus bisa lebih dari orang tua lagi, itu sejarah mencatat yang pegang tangan dengan Soeharto duluan di Istana Negara bapak dorang itu, dan itu ada dalam sejarah berdiri nya Republik Indonesia, sejak Papua bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia, jadi bukan hanya itu di momen politik kedepan ini kalau kita mau maju kita harus liat anak anak kita, supaya kita ada di dewan supaya ketika ada keputusan keputusan menyangkut kepentingan umum anak Meiyah ini juga bisa bersuara, sebab kalau tidak ada dalam sistim itu kita tidak bisa bikin apa apa, jadi untuk adik adik dari Suku Besar Meiyah yang sudah maju dari beberapa partai ini harus kita dukung, beri suara yang baik jangan berpikir nanti kalau saya pilih baru anak ini nanti kasih saya apa, tidak usah, pikiran begitu tidak baik, kita harus berpikir bahwa suku ini kita harus sadar".
Demianus Mandacan pun kembali mengingatkan untuk pemuda Suku Besar Meiyah yang terjun di dunia politik praktis agar jangan saling menjatuhkan satu sama lain hanya demi kepentingan diri nya sendiri ataupun kepentingan partai, karena itu salah satu hal yang akan menghancurkan dan akan mematahkan semangat persatuan dan kemajuan di Suku Besar Meiyah itu sendiri, "jadi barang itu harus kita stop, kitong yang sudah dengar Firman Tuhan, sudah bicara Firman dengan orang lain, kita yang harus kasih putus barang itu, karna hal yang buat kita tidak maju itu barang itu sudah, jadi harus kita tinggalkan sifat seperti itu demi kemajuan dan persatuan kita bersama Suku Besar Meiyah ini"
Selain dari 4 tokoh besar yang sudah menyampaikan sambutan nya ada juga Keliopas Meidodga3 selaku Ketua Dewan Adat Papua (DAP) wilayah 3 Doberai dalam kegiatan musyawarah juga ikut serta menyampaikan, "di musyawarah ini saya sampaikan dan ingatkan, saya sebagai Ketua Dewan Adat Papua, saya bicara di sisi adat, saya menjaga manusia adat dan saya menjaga tanah tanah adat, supaya tanah adat dan manusia adat dua poin yang harus dipelihara, dilindungi secara baik, jadi jangan ada lagi perpecahan diantara kita Suku Besar Meiyah, Meiyah ini kelihatan manusia nya sedikit tapi wilayah nya besar, jadi saya mau ingatkan di anak anak Suku Besar Meiyah ini yang sudah berpendidikan agar saling bergandengan tangan saling baku jaga, jangan baku siku untuk membangun wilayah ini demi kepentingan kita bersama, jadi melalui musyawarah ini kita harus bersatu"
Setelah sambutan dari 5 tokoh besar selesai, acara pun dilanjutkan dengan tabuh tifa bersama sebagai tanda bahwa Musyawarah ke 1 Suku Meiyah telah dibuka secara resmi.
Acarapun berlangsung dengan hikmat dan lancar dan di akhiri dengan foto bersama semua yang hadir dalam kegiatan musyawarah.
(RED)