Manokwari - Suaraindoneaia1, Permasalahan Penambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) yang sudah melulutakkan daerah aliran sungai (DAS) di wilayah Sungai Waserawi, Wariori, Warmomi, Kali kasi dan Sekitarnya, yang ada di Kabupaten Manokwari, hal ini sudah bertahun-tahun dan telah merusak dan tercemari bendungan sungai Wariori di akhibat ulah penjahat pengusaha tambang emas ilegal, sepertinya hingga saat ini sudah bagaikan lingkaran setan. Hal ini di sampaikan ketua Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Wadah Generasi Anak Bangsa (WGAB) Yeri Basri Mak. SH. Minggu, (24/09/2023).
Yeri mengatakan bahwa, Ada dugaan kuat aparat hukum dan pemerintah melakukan pembiaran yang mengakibatkan hujan tak hujan siang dan malam sungai wariori menjadi berlumpur, kotor dan berwarna kecoklatan sehingga sungai Wariori di kabupaten Manokwari tercemar habis-habisan.
"Pelaku Tambang emas ilegal di daerah aliran sungai (DAS) Waserawi semakin merajalela dan penegak hukum seperti pihak kepolisian pun terkesan diduga kuat tutup mata. Akibatnya, kerusakan lingkungan tidak dapat dihindari dan alur sungai pun sudah menyempit dan tidak beraturan.
"Aliran sungai Waserawi dan Wariori sudah tercemar habis-habisan akibat tambang emas ilegal.
"Dulu, lanjut Yeri "Air itu masih bisa di konsumsi langsung sangking bening dan bersihnya, tapi saya heran pelaku tambang emas ilegal yang menggunakan alat berat itu berlokasi disepanjang tepih sungai Waserawi danbsekitarnya bahkan sudah sangat Viral di media sosial serta sering di ekspos di Media Masa, kenapa aparat hukum (APH) masih bungkam alias diam membisu, "ungkap Yerri.
"Kalau pun dikatakan tambang emas ilegal itu untuk mencari sesuap nasi dan untuk memenuhi biaya anak sekolah, itu hanya sementara dan sangat kecil hasilnya untuk masyarakat pemilik hak ulayat yang ada,"kata Yeri.
"Lanjut Yeri mengatakan, Namun yang jelas pengusaha tambang emas ilegal kian hari tambah kaya raya dan merajalela. anehnya, pemain tambang ilegal itu diduga kuat ada Aparat Penegak Hukum yang membackup."bebernya.
"Sesuai informasi yang kami temukan dilapangan bahwa
Siang dan malam sungai Wariori keruh akibat aktivitas pengusaha tambang yang mencemari sungai Waserawi dan sekitarnya, sebab aliran sungai yang di cemari aktifitas PETI bermuara di Bendungan Wariori. Akibat dari Aktifitas tersebut ratusan bahkan ribuan masyarakat di Distrik Masni itupun menjadi korban dampaknya karena tak bisa menggunakan air sungai yang di alirkan dari bendungan wariaori ke wilayah pertanian Warga.
Aparat penegak hukum (APH) di daerah tersebut sudah tidak bisa lagi diharapkan untuk memberangus aktivitas tembang emas ilegal di wilayah ini. Sehingga sudah sepantasnya aparat penegak hukum tingkat pusat yang harus turun ke daerah.
“Kalau APH daerah Papua Barat tidak lagi mempan untuk menutup tambang emas ilegal tersebut, Saya harap dan sudah seharusnya personil dari Mabes Polri di Jakarta yang turun tangan.” harapnya.
Sesuai pantauan Media ini selama ini hingga selalu di beritakan oleh Media masa alur sungai Waserawi dan sekitarnya sudah diluluhlantakkan
oleh ratusan alat berat milik para mavia tambang emas hanya
untuk memperkaya diri dan para pembackingnya. Sehingga tidak lagi memperdulikan kerusakan lingkungan atau ekosistem di lokasi DAS Waserawi dan sekitarnya.
Yeri juga menyesalkan Tindakan para mavia tambang yang mengabaikan pihak lembaga masyarakat adat (LMA) setempat yang selama ini menyuarakan aktivitas tambang emas ilegal tersebut di Media masa, tentunya dengan tidak mengindahkan himbauan pihak LMA hal ini sudah menciderai marwa dan hak adat di Wilayah tersebut. Harapan saya, kiranya Para pemilik hak ulayat bersabar sejenak dan jangan ikut membiarkan lahan milik masyarakat yang memiliki sumber daya Alam (SDA) di obrak abrik hanya untuk kebutuhan makan dan lain lain, sekiranya kita sadar bahwa masih ada anak cucu kita yang akan hidup di masa yang akan datang. Saya berharap agar Wilayah tambang emas tersebut jika ingin di kelola, dikelola sesuai Regulasi agar bisa lebih di kelola dengan baik serta memberi manfaat dan keuntungan yang lebih untuk masyarakat dari yang suda di terima selama ini serta memberikan PAD bagi Kabupaten Manokwari.
Saya selalu angkat bicara di Media masa, karena saya Orang Asli Papua (OAP). Saya tidak ingin orang Papua dibodohi para mavia tambang hanya dengan alasan Soal makan dan lain lain, sebab orang tua kita bukan dibesarkan dengan hasil emas, dan saya angkat bicara bukan bermaksut tutup tambang, tapi mari kita kelola hasil Sumber daya alam yang ada sesuai Regulasi bukan dengan aturan para mavia dan APH yang tidak bertanggung jawab atas masa depan anak cucu kita "Tandas Yeri.
(Tim)