Jayapura-Suaraindonesia1.com. Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Papua masih berasal dari pertambangan. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Technical Expert Communications PT Freeport Indonesia Kerry Yarangga, didampingi Ketua PWI Papua, Hans Bisay dan Ketua PWI Pusat Atal. S Depari pada Diskusi dan Temu Pers dengan tema “Peran Freeport Indonesia Membangun Ekonomi Papua” yang bertempat salah satu hotel di Kota Jayapura, Papua, Senin (10/7).
Kerry Yarangga menjelaskan, PT Freeport Indonesia akan terus bersama pemerintah membangun ekonomi di Papua demi mensejahterakan masyarakat setempat yang mana sesuai visi misi dari program kerja pemerintah. Ia mengatakan, membangun ekonomi Papua melalui investasi terus dilakukan.
“Kami memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia dan di Papua dengan membuka kesempatan kerja bagi 44 ribu orang yang mana hadir dari investasi yang besar,” katanya.
Disisi lain, kata Kerry bahwa ada kontribusi besar juga seperti di Mimika dalam bidang kesehatan, Pendidikan, infrastruktur dan ekonomi, sehingga menyentuh banyak aspek. Sehingga ini merupakan bagian dari kontribusi kami dalam membangun ekonomi Papua dengan memberikan bantuan kepada masyarakat. Dia menambahkan, pasca pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB), dan PT Freeport masih dalam wilayah Provinsi Papua tengah di Nabire, manajemen PT Freeport langsung melakukan pertemuan dengan pemerintah setempat guna membahas mengenai keberlanjutan dan program ke pembangunan di wilayah tersebut.
“Kami sudah melakukan pertemuan dengan pemerintah setempat, salah satunya pada kegiatan hari lingkungan hidup di mana PT Freeport memberikan 500 tong sampah. Agar menjadi bagian edukasi bahwa lingkungan yang baik dan bersih itu akan berdampak baik bagi semua,” ujarnya.
Dia menambahkan, pihaknya selalu berdiskusi dengan pemerintah secara intens di mana berkaitan karena yang dibahas mengenai ruang-ruang fisikal bagi Papua, sehingga semua harus dibicarakan karena posisi PT Freeport sebagai kontraktor pemerintah sudah seharusnya bisa bersinergi dalam membangun Tanah Papua.
“Dengan begitu kami berharap investasi yang diberikan oleh PT Freeport ke depan akan memberikan dampak kesejahteraan bagi Papua khususnya masyarakat pada umumnya,” ujarnya lagi.
Selain itu, katanya, terkait dengan jumlah tenaga kerja di PT Freeport per 31 Maret 2023 sebanyak 5.858 orang yang terdiri dari Papua 2.420 (41,4 persen) Non Papua 3.280 (56,0 persen) dan tenaga kerja asing 158 (2,7 persen).
Lanjutnya, Institut Pertambangan Nemangkawi telah menempatkan 2.764 lulusan magang (apprentices) di posisi karyawan langsung dan kontraktor PTFI, 90% di antaranya adalah asli Papua.
“Sejak 2017, kami memiliki Program Papua Sustainable Human Capital (PSHDC) untuk meningkatkan kemampuan dasar dan kedisiplinan bekerja bagi masyarakat Papua khususnya tujuh suku yang bergabung menjadi karyawan kontraktor baru. Total lulusan 244 peserta dan diterima bekerja di seluruh operasi PTFI,” urainya.
Sejauh ini, PTFI telah mendukung pendidikan berkelanjutan untuk 323 karyawan (termasuk 137 karyawan Papua), melalui program beasiswa atau kemitraan dengan program pertukaran baik di Indonesia maupun di negara lain. Program magang PTFI juga telah memberikan kesempatan pendidikan kepada 749 peserta (termasuk 161 peserta asli Papua).
Jurnalis: Mochtar