Tambolaka - Suaraindonesia1, Akibat Tegangan Rendah khususnya pada radius jalur kataparoro,Sejumlah warga masyarakat yang ada pada lingkaran jantung ibu kota tambolaka masih menggunakan Pelita serta mengeluh akan arus regular .
Sejumlah warga masyarakat tersebut yang masih menggunakan Pelita serta mengeluh akan arus regular adalah warga masyarakat lingkungan satu kelurahan langga lero kecamatan kota tambolaka kabupaten Sumba Barat Daya .
Meningkatnya dampak perkembangan kemajuan maupun meningkatnya ekonomi masyarakat terutama tentang penerangan yang merupakan kebutuhan mendasar serta sangat menyentuh dengan program tujuh jembatan emas terutama visi misi desa bercahaya , Namun berjalannya waktu demi waktu masyarakat yang berada pada radius jantung kota tambolaka masih menggunakan Pelita serta mengeluh akan arus regular dan Air minum bersih
Berdasarkan hasil infestigasi lapangan awak media belum lama ini bahwa masih terdapat dan terlihat jelas masyarakat yang ada dalam lingkaran jantung ibu kota tambolaka belum mendapat perhatian serius pemerintah kelurahan Langga Lero tentang Arus regular yang dapat dimiliki oleh para warga yang ada di jantung ibu kota tambolaka .
Juga kaitan keluhan warga terlebih khusus warga masyarakat lingkungan satu , RT satu kelurahan langgalero kecamatan kota tambolaka yang ada dijantung kota masih menggunakan penerangan dari minyak tanah yakni menggunakan PELITA .
Sesuai hasil pantauan media , Salah seorang warga yang dimintai tanggapannya karena wilayah dusunnya yang ada dalam lingkaran jantung ibu kota tambolaka karena masih menggunakan Pelita menyampaikan bahwa sebagai masyarakat tentunya kami juga ingin akan penerangan yang di sebut arus regular , Namun ketika kami berusaha dan apa lagi sebagai penerima manfaat terkadang tidak kesempatan dan bahkan hak kami dialihkan pada orang lain seperti meteran gratis tahun 2022 , ucap Magnus Seingo Dairo .
Alfons Djuang sebagai Lurah langga lero yang disambangi dikediamannya kaitan keluhan beberapa warga tentang penerangan dan terlebih beberapa warga yang mendapat meteran gratis tahun 2022 kemudian tidak dipasang meter dan dialihkan pada warga lain menyebutkan bahwa dirinya membenarkan bahwa warga tersebut layak mendapat meteran gratis . Namun ketika disurvai oleh petugas PLN bagian lapangan , bahwa lokasi tempat tinggal warga tidak mendukung sehingga tidak bisa terpasang meteran bagi warga yang nama sudah keluar sebagai penerima meteran dikarenakan Daya untuk jalur kataparoro masih dalam kategori Tegangan Rendah ( TR ) sehingga meternya di alihkan di orang lain , ucapnya .
Sedangkan khususnya yang dapat meteran gratis tahun 2022 sampai saat ini tinggal 9 KK yang belum terpasang serta saya sudah berulangkali hubungi petugasnya untuk segera diselesaikan , tandasnya .
Sedang kaitan dengan Tegangan Renda ( TR ) saya juga sudah masukan permohonan tertulis dan bahkan sudah berkoordinasi langsung dengan kepala PLN untuk penambahan Daya jalur kelurahan langgalero , Namun sampai saat ini juga belum ada tanggapan dari pihak PLN , tambahnya .
Thomas Tanggu Dedo sebagai ketua komisi C DPRD Kabupaten Sumba Barat Daya yang dihubungi lewat via telepon kaitan sejumlah warga kelurahan langgalero hususnya warga lingkungan satu yang ada pada lingkaran jantung ibu kota tambolaka serta mengeluh akan arus regular menyampaikan harapannya bahwa sebagai DPRD juga sebagai ketua komisi C bahwa tetap pemerintah mengevaluasi apa yang menjadi sebuah kinerja dan yang sudah tercantum dalam satu program utama seperti visi misi desa bercahaya .
Kemudian berikutnya , kalau Lurah saja sudah berkomentar sebagai tangan panjang pemerintah kabupaten SBD berarti progres pekerjaan yang dilakukan oleh pemerintah BIASA-BIASA SAJA , ungkapnya .
Thomas menambahkan bahwa sebagai ketua komisi C sangat salut dengan media yang selalu proaktif untuk mengawal dan mengawasi apa yang menjadi sebuah program pemerintah , DPR maupun permintaan rakyat, (Tim Media Suaraindonesia1).