Pohuwato, Suaraindonesia1 - Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga hadiri Haflah Imrithi 1 Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, Kecamatan Randangan, Jumat (24/02/2023).
Hadir pula Khatib Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama, KH. Ahmad Said Asrori, Pengurus Ponpes Salafiyah Syafi'iyah, Hj. Isthofiyah Akbar Munawwar, Pengurus Ponpes Salafiyah Syafi'iyah, Abdullah Aniq Nawawi, Ketua Yayasan Salafiyah Syafi'iyah, Ustadz Muhammad Dzikyah, Pembina Darul Qur'an Salafiyah Syafi'iyah, Ustadz Syukron Makmur Nawawi, Bupati Pohuwato dua periode, Syarif Mbuinga.
Dalam sambutannya, Bupati Saipul mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi mayoritas amalannya dilaksanakan oleh masyarakat Pohuwato, dimana Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah bersama para kiainya sebagai salah satu basis utamanya. Warga nahdliyin telah memberikan kontribusi yang tak ternilai harganya bagi pembangunan mental spiritual umat islam di Kabupaten Pohuwato dan yang teristimewa adalah warga nahdliyin menjadi pelopor terdepan penerapan prinsip moderasi beragama di tengah-tengah keberagaman dan kemajemukan masyarakat Kabupaten Pohuwato.
Lanjut bupati, hidup di tengah-tengah warga NU terasa Islam itu benar-benar sebagai rahmatan lil alamin. Penuh dengan kesejukan, keharmonisan, kekeluargaan sebagai sesama warga negara serta cinta tanah air dan bangsa sebagai ciri utama warga NU dimanapun berada. Desa Banuroja tempat pondok pesantren salafiyah syafiiyah berdiri ini adalah desa yang telah ditetapkan sebagai Desa Pancasila. Di tempat ini, bermukim warga masyarakat dari berbagai suku di Indonesia dan juga penganut keyakinan yang berbeda-beda namun menjunjung tinggi kehidupan yang penuh kerukunan, gotong royong, persatuan dan kesatuan.
“Inilah modal utama kami dalam merawat keberagaman di Kabupaten Pohuwato sebagai miniatur Bhineka Tunggal Ika," ungkap Saipul.
Terakhir, Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga menyatakan, keberadaan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah ini usianya lebih tua dari usia Kabupaten Pohuwato. Olehnya kami berharap melalui Kiai Ahmad Said Asrori selaku Khatib Aam PBNU dapat memberikan perhatian khusus bagi pengembangan pondok pesantren ini menjadi terbesar di Sulawesi bagian utara.
“Terbesar bukan hanya secara bangunan fisik, tetapi juga terbesar dan maju di bidang kajian keilmuan khususnya bidang keilmuan Islam di bumi Gorontalo sebagai daerah yang memegang teguh prinsip agama bersendi sara dan sara’ bersendi Alquran,” pungkasnya.