Redaksi:Rahman.Permata
suaraindonesia1.com Nabire-
Proyek stategis nasional pembangunan bandar udara yang bernilai 850 milyar rupiah yang di canangkan presiden Jokowidodo pada tahun 2017 lalu di Nabire Papua terbengkalai sebelumnya pada desember 2021 pemerintah pusat sudah menyalurkan anggaran 592 Milayar Rupiah.
Terbengkalainya bandar udara di Nabire di sebabkan tidak adanya alokasi dana anggaran di tahun 2022 untuk kelanjutan pekerjaan pembangunan, bandar udara ini di bangun dengan tujuan untuk meningkatkan konektifitas dan membantu akses sibilitas transportasi logistik di wilayah Papua Tengah dengan menginginkan dana yang bersumber dari APBN sebesar 850 M
Tercatat dari Desember 2021 dari jumlah dana tersebut pemerintah pusat telah menyalurkan dana 592 Milyar Rupiah yang di peruntukan pekerjaan bandar udara nabire tersebut.
Sesuai pantauan awak media hingga akhir april 2022 saat ini progres pembangunan bandar udara ini baru saja terselesaikan di beberapa bagian, di antaranya landasan pacu sepanjang 1600 meter kali 30 meter landas hubung atau taxiway marka da rambu sisi udara, sementara fasilitas lainnya mulai landasan parkir udara atau apron sepanjang 600 meter menara pengawas lalulintas penerbangan udara atau tower Atc, terminal penumpang, gudang kargo, bangunan kecelekaan penerbangan dan pemadam kebakaran, gedung genset , bangunan administrasi perkantoran dan hanggar hingga jalan masuk dan tempat parkir kendaraan belum rampung.
Mengenai bandar udara yang ada terbengkalai ketua LSM WGAB Provinsi Papua Yerry Basri Mak SH angkat bicara, Yerry meminta untuk pemerintah pusat dalam hal ini kementrian perhubungan untuk segerah menyelesaikan pekerjaan bandara Nabire yang tertunda,
"ya saya meminta agar pemerintah pusat khususnya kementrian perhubungan agar segera menurunkan anggaran untuk kelanjutan pekerjaan bandar udara Nabire yang terbengkalai karena sangat di sayangkan kalau tidak ada tindakan dari pemerintah pusat, nanti nya mau jadi apa bangunan yang sudah berjalan tidak di selesaikan, ucap Yerry
Pekerjaan yang sudah setahun berjalan yang menggunakan anggaran APBN ini harusnya sudah selesai di awal 2022.
Yerry juga mengatakan, Bandar udara ini untuk kepentingan masyarakat diwilayah adat MEPAGO yang terdapat di beberapa Kabupaten, mereka ini mengunakan transportasi udara jadi otomatis bandara sebagai terminal persinggahan mereka untuk gunakan pesawat udara.
Kalau bandara sampai sekarang belum rampung kata Yerry terkendala masalah dana ya otomatis pemerintah pusat harus segera menurunkan anggaran.
Sekali lagi ketua LSM WGAB Provinsi Papua Yerry Basri Mak SH mengharapkan kepada kementrian perhubungan dalam hal ini dirjen perhubungan udara tolong bantu dana untuk bandara Nabire dalam pembangunan dan membercepat pembagunan bandara dalam tahun ini
agar masyarakat diNabire Yang Begitu banyak harga tiket semakin murah dan bisa menikmati transportasi udara kemana saja tujuan mereka, Kapasitas pelayanan merupakan kemampuan bandar udara untuk melayani jenis pesawat udara terbesar dan jumlah penumpang/barang, pungkasnya