BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Pertamina Diduga Lalai Antisipasi Kelangkaan Elpiji Melon di Lahat



Sumsel - Suaraindonesia1,

PT Pertamina (Persero) harus bertanggungjawab atas kelangkaan elpiji ukuran 3 kilogram di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Pasalnya, Pertamina diduga gagal mengantisipasi waktu perawatan rutin mesin pada Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) PT. Indonas Telaga Biru (ITB) di Desa Tanjung Baru Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat Sumatera Selatan.


"Terkait adanya indikasi kelangkaan di wilayah Lahat dan telah terjadi keresahan masyarakat di berbagai kecamatan, kami menurunkan Tim di Lapangan untuk menelusuri mulai dari pangkalan hingga ke SPPBE," kata Sanderson Syafe'i, ST. SH, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI Lahat Raya, Minggu (3/10).


Pihaknya juga menemukan titik permasalahan ada pada SPPBE ITB yang sejak hari Sabtu (2/10) melakukan penghentian operasional akibat perawatan rutin keseluruhan mesin-mesin untuk pengisian elpiji melon di wilayah Lahat dan Pagar Alam.


Sanderson merinci, dengan penghentian operasional SPPBE ITB Tanjung Baru maka semua pengisian dialihkan ke SPBE PT. Pelita Sriwijaya Sejahtera di Kabupaten Muara Enim hingga beberapa hari kedepan", ucapnya.


Terkait dengan kelangkaan elpiji 3 kilogram di tingkat pangkalan, Sanderson mengungkapkan proses pengisian yang membutuhkan waktu lama karena jarak tempuh dan harus antri dengan mendahulukan Agen diwilayah Muara Enim terlebih dahulu serta kondisi mesin PT. PSS juga mengalami keterbatasan tidak bisa maksimal, karena ada yang rusak juga"


Untuk itu, seharusnya pihak Pertamina dapat menjadwalkan secara rutin perawatan mesin dengan bergantian dengan tidak menghentikan keseluruhan operasional SPPBE ITB Tanjung Baru yang menyebabkan keresahan masyarakat diberbagai daerah di Kabupaten Lahat dan Pagar Alam.


Ditambah lagi pihak Pertamina juga tidak transparan terhadap kejadian ini, sehingga memperburuk carut-marut kelangkaan gas elpiji dan harga tak terkendali, manajemen PT. Pertamina sudah seharusnya memanggil General Manager Marketing Operation Region (MOR) II Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) minta pertanggungjawabannya dan diberikan sanksi, tegas Sanderson.


Salah satu narasumber yang minta namanya tidak dituliskan, bahwa memang benar kondisi mesin sedang dalam perawatan seluruhnya dan alat-alat baru dikirim dari Jakarta hari Senin besok, sehingga membutuhkan waktu pengerjaan dan uji coba agar kerja mesin maksimal dan akurat beberapa hari kemudian, paparnya.


Sementara General Manager Marketing Operation Region (MOR) II Sumatera Bagian Selatan (SUMBAGSEL) Asep Wicaksono Hadi, saat ingin diminta tanggapannya awak media terkait temuan YLKI Lahat, namun hingga berita ini diunggah hanya dibaca. 


Terpisah Sales Area Manager Sumsel/Babel Pertamina MOR II, Sadli Ario Priambodo dan Sales Branch Manager (SBM) Lubuklinggau saat diminta tanggapannya ketidaksiapan antisipasi dan ketidak transparansi  dalam pengelolaan SPPBE menyebabkan keresahan masyarakat, hingga berita ini diturunkan belum memberikan keterangan.

« PREV
NEXT »