BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Polres Sumba Barat Daya Bongkar Kasus Penipuan Pemungutan Uang Rp.500.000



Rada mata, SuaraIndonesia1.com 

Polres Sumba barat daya  bongkar Kasus dugaan penipuan  

Kapolres Sumba barat daya  AKBP.YOSEPH F.H. MANDAGI S.I.K. membongkar Kasus dugaan penipuan di wilyah hukum Polres Sumba barat daya,  Nusa tenggara timur 


Kapolres Sumba barat daya,Melalaui  Penjelasan  IPTU,Yohanis E. R.Balla, Selaku kasat Reskrim di polres Sumba barat daya ,   ketika di temui beberapa Awak Media ia mejelaskan  berdasarkan  Laporan  polisi :LP-B/88/VII/2021/POLDA NTT/RES.SBD

atas Nama  Aleksander Adi Bu,  yang  Modus penipuan  pemungutan Uang  sebesar Rp.500.000,/ Kepala kuarga , pihak polres Sumba barat daya ,sudah    memanggil   Beberpa Saksi untuk di mintai keterangan kata kasat Reskrim.



Berdasarkan  Angket  beberapa Orang saksi yang di mintai keterangan  saksi, menyebutkan Ketua kordinator  selaku penanggung jawab dalam hal pengumpulan Uang sebesar Rp.Rp.500.000, di janjikikan Rumah paremanen setiap pemberi uang sebesar Rp.500.000 sehingga Petrus Pati Nani Warga Des Kadu eta sudah di mintai keteranagan  kata kasat Reskrim ketika di temui  pada tanggal 9/8/21   beberapa Awak media.

Kehidupan    Penipuan-penipuan di Sekitar Kita, Khusus wilayah hukum polres Sumba barat,

 dunia memang tak seperti tampaknya. Banyak hal tersembunyi di baliknya. Yang sering tampil ke depan justru kebohongan dan penipuan. Kebenaran, yang seringkali menyakitkan, justru mengendap di balik apa yang tampak.

Itulah kenyataan hidup kita sehari-hari. Wajah cantik menyimpan kebusukan. Wajah tampan dan rapi menyimpan kerakusan.  Petrus Pati Nani Warga desa Kadu eta Kec kodi Utara 


 bagaikan menghirup udara penipuan setiap harinya. Seperti yang di alami Masyarakat Sumba barat daya,Prpinsi NTT




Namun, Modus   penipuan itu tidak bisa dibiarkan. Ia harus dipertanyakan dan dilawan, supaya kita bisa melihat apa yang tersembunyi di baliknya. Mungkin, kita tak akan pernah sampai pada kebenaran. Namun, usaha untuk mempertanyakan penipuan juga dapat dilihat sebagai “kebenaran” itu sendiri, yakni kebenaran yang terus berubah dan berkelanjutan.


Ironisnya, penipu terbesar kita adalah pikiran kita sendiri. Dengan segala macam prasangka dan trauma, kita melihat kenyataan tidak dengan kejernihan berpikir, namun dengan kabut yang mengacaukan. Akibatnya, kita disiksa oleh pikiran kita, misalnya dengan kecemasan dan ketakutan akan orang lain, atau atas masa depan. Pikiran yang kacau akhirnya menuntun tindakan yang juga kacau, yang menciptakan konflik dan ketegangan antar manusia.,

(Liputan Tibo Suaraindonesia 1.com).

« PREV
NEXT »