BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

KOALISI RAKYAT MENGGUGAT BERAKSI



Jakarta, suaraindonesia1.com  Ketika Soekarno mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajah kolonial pada tanggal  17 Agustus 1945, 76

tahun yang lalu, penduduk Indonesia yang beragam aspek konflik dan kepentingan memasuki babak

baru. 



Era ini merupakan hasil dari konsolidasi periode panjang sejak golongan muda menanamkan

perlawan untuk menumbuhkan benih kebangsaan Indonesia.

Indonesia memasuki 76 Tahun dalam Kemerdekaannya.


 Meski sudah tergolong usia yang sudah

senja, berdasarkan data infografis yang dilansir oleh CNN Indonesia Utang Indonesia selama 10

Tahun terus mengalami peningkatan. Kenaikan utang tersebut paling besar terjadi menjelang usia

Indonesia Merdeka ke-76 Tahun hingga Juni 2021 utang negara tembus lebih dari 6000 Triliun. 



Hal itu terjadi karena Pemerintah mengaku membutuhkan dana untuk menghadapi gelombang pandemi

Covid-19.

Kebutuhan serta pengeluaran dana yang tinggi oleh pemerintah Indonesia dalam menghadapi pandemi

Covid-19 kami nilai tidak seimbang dengan kinerja pemerintah dalam melakukan penanganan

pandemi Covid-19.


Dalam riset yang dilakukan oleh LPSE berkaitan dengan komunikasi politik

kabinet Joko Widodo dalam penangangan virus Covid-19 terdapat 37 pernyataan blunder pemerintah

berkaitan dengan kebijakan penanganan pandemi covid-19.


Ketidakpastian dan ketidakjelasan

pemerintah nyata berdampak buruk pada kondosi bangsa Indonesia dalam berjuang melawan

pandemi.


Seperti yang dilaporkan survei oleh Bloomberg pada Rabu, 28 Juli 2021 menyebut Indonesia menjadi

negara terburuk menghadapi ketahanan melawan pandemi se-dunia. Hal itu kami yakini bukan tanpa

sebab, ketidakjelasan mengenai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah soal pembatasan dan

birahi pemerintah untuk peningkatan ekonomi.

Ketidakpastian mengenai kebijakan pemerintah terhadap penangan pandemi mengakibatkan Indonesia

masuk ke dalam angka kematian tertinggi di Dunia hingga 11, 3 persen dari total penduduk harus

menjadi korban kegagalan pemerintah dalam menghadapi pandemi. 


Mirisnya hari ini angka kematian

akibat Covid-19 sudah tidak dapat diakses oleh publik, pemerintah tidak ingin meminta maaf atas

kegagalannya dalam menghadapi pandemi.

Di sisi lain, di tengah ketidakpastian mengenai kebijakan untuk bersama menyelamatkan bangsa ini

dari ancaman pandemi. Budaya korupsi di Indonesia yang kian meningkat dengan menafaatkan

keadaan darurat juga menjadi perhatian kami.


 Korupsi dan keadaan darurat saling mempengaruhi,

menciptakan lingkaran setan dalam melakukan kesalahan pada manajemen dan krisis yang lebih

dalam. 


Sumber daya fiskal dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk menangani keadaan darurat,

kebutuhan mendesak dalam penyaluran bantuan atau paket stimulus ekonomi dan risiko pengaruh

yang tidak semestinya atas tanggapan kebijakan membuat peluang yang sempurna untuk korupsi.


Pada gilirannya, situasi ini hanya merongrong keadilan dan kesetaraan masyarakat sepanjang

penanganan respon krisis.


 Penanganan pandemi Covid-19 di seluruh dunia secara sempurna

menggambarkan kebutuhan akan integritas dalam pengelolaan krisis. Bahkan dalam rilis global,

Ketua Dewan Pengurus Transparency International, Delia Ferreira Rubio, menyatakan bahwa pandemi Covid-19 bukan hanya (sekadar) krisis kesehatan dan ekonomi. Namun juga krisis bagi

korupsi dan demokrasi (Transparency International Indonesia, 202.


Dengan dirilisnya CPI 2020, Transparency International melihat bagaimana korupsi merusak

kapasitas negara untuk menanggapi keadaan darurat seperti krisis ganda; kesehatan dan ekonomi yang

disebabkan oleh pandemi Covid-19.


 Di beberapa negara, korupsi telah mengalihkan sumber daya

publik dari layanan penting seperti perawatan kesehatan. Kurangnya transparansi dalam alokasi


Sumber daya  sebuah praktik yang secara positif terkait dengan korupsi  melemahkan efisiensi setiap

negara saat merespon krisis; Negara-negara yang kinerjanya buruk dalam pengendalian korupsi

cenderung melanggar HAM dan norma demokrasi dalam penanganan pandemi Covid-19 (Vrushi dan

Kukutscha, 2021),


 Hal ini pararel dengan menurunnya indeks demokrasi di Indonesia dengan

meningkatnya korupsi.

Yang tak luput dari perhatian kami ialah menjelang perayaan kemerdekaan Indonesia tampaknya

bangsa ini belum membawa kemerdekaan hidup. pasalnya berdasarkan data Badan Pusat Statistik

(BPS) per Agustus 2020 menyebutkan jumlah pengagguran di Indonesia kian meningkat dari 2,9 Juta

menjadi 9,77 Juta orang. 


Sejalan dengan itu Tingkat Pengagguran Terbuka berubah menjadi 7,07

Persen, Penduduk usia kerja terdampak pandemi 19,1 Juta.

Lantas masih adakah harapan hidup masyarakat Indonesia di era pemerintahan yang penuh

ketidakpastian ini, beberapa ahli epidemologi mengatakan bahwa Negara Indonesia menjadi negara

terakhir yang keluar dari jurang ancaman pandemi covid-19?


Bertitik tolak dari paparan di atas tersebut, kami Koalisi Rakyat Menguggat mengajak kepada seluruh

masyarakat tetap kritis di tengah negara yang krisis, kami juga mengajak rekan jurnalis untuk meliput

konferensi pers

dalam rangka pengguatan konsolidasi.

Hari/Tanggal : Minggu, 15 Agustus 2021

Waktu

: 16.00 WIB

Tempat : Warung Jempol, Jl. Raya Tengah- Pasar Rebo

Demikian undangan ini kami sampaikan, atas waktu, perhatian, dan kerja samanya, kami

menyampaikan terima kasih. Untuk konfirmasi kesediaan, dapat menghubungi : Arda di nomor

085157351220


Hormat Kami

Koalisi Rakyat Menguggat

Rizki.


Reporter:  Supriyadi

« PREV
NEXT »