Rangga Roko, SuaraIndonesia1 Online
Kran pemekaran daerah sejak 2014 sampai saat ini masih dilakukan penundaan sementara oleh pemerintah pusat. Para cendikiawan dan politisi di Sumba Barat Daya, kembali dihembuskan dan dipercakapkan pemekaran daerah otonomi baru dengan mendorong penggabungan menjadi provinsi kepulauan Sumba - Sabu Raijua.
Wacana para pemikir pejuang dan pejuang pemikir, karena dalam sejarah keberadaan pulau Sabu Raijua dinilai sangat responsif berafliasi ke sumba lantaran memiliki hubungan sejarah, memiliki hubungan geneologis dan sosial budaya.
Sebagai bentuk keseriwusan , para cendikiawan dan politisi telah membentuk tim inisiator dan ditingkatkan menjadi panitia pembentukan DOB Provinsi Kepulauan Sumba - Sabu Raijua wilayah Kab.Sumba Barat Daya.Selanjutnya proses akselerasi kolaborasi penyatuan kehendak bersama sudah digelar sejak 14 Juli 2021 dan tanggal 9 Agustus 2021 di rumah Bp.John Tende,SH sekaligus mengukuhkan yang bersangkutan sebagai ketua panitia.
Berdasarkan pantauan wartawan dalam gelar pertemuan tersebut, sebagian besar dihadiri oleh ketua Parpol, tokoh masyarakat dan tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh pendidik, dan para cendikiawan maupun unsur legislator yang sedang duduk dilembaga perwakilan rakyat. Hal yang menarik bahwa, kepatuhan kerapatan dan jaga jarak sesuai protokol kesehatan benar - benar dipatuhi.
Samsi Pua Golo,ST dalam kapasitas sebagai dewan pembina inisiator pemekaran menjelaskan dalam kerapatan tersebut, bahwa pemekaran daerah otonomi baru(DOB), perlu kita prakarsai sebagai wujud cinta dan tanggung jawab kita kepada daerah ini, jelas Samsi Pua Golo,ST yang juga menjabat sebagai wakil ketua I DPRD Kab.Sumba Barat Daya.
Menurut Samsi Pua Golo, marilah kita bersatu membuka sebuah tirai kehidupan yang dapat dikenang oleh generasi kita kedepan. Perjuangan kita butuh waktu dan prosesnya panjang. Tidak bisa seketika, kita harus bisa menggerakan dan mewadahi seluruh aspirasi rakyat agar tersalur tepat sasaran, ungkapnya.
Menurut Samsi pua Golo, UU memberi kita peluang untuk membicarakan pemekaran wilayah. Persoalannya saat ini sedang Moratorium. Mari kita wacanakan agar kran pemekaran bisa dibuka kembali dan dalam situasi moratorium, saatnya kita penuhi syarat -syarat kelengkapan DOB, paparnya.
Samsi Pua Golo dalam kesempatan tersebut mengatakan, kita terus mendorong Pemda agar dapat memekarkan Desa, Kelurahan, dan Kecamatan untuk memenuhi syarat pembentukan sebuah Kabupaten atau provinsi.
Sebagai wakil rakyat dan juga sebagai Ketua PAN kab.Sumba Barat Daya, akan terus berusaha menyuarakan sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku sehingga menjadi sebuah kesepakatan berdemokrasi yang terkontrol,ungkapnya.
Ketua Perindo Kab.Sumba Barat Daya, Reli Kaka dalam kesempatan itu menegaskan, sudah saatnya kita menyatukan visi dan misi bersama dalam wadah kepanitiaan pembentukan DOB menuju Provinsi Sumba - Sabu Raijua sebagai wadah yang menyatukan para pemangku kepentingan,ungkapnya.
Reli Kaka lebih jauh mengatakan, saya mendukung sepenuhnya dan kita percayakan kepada Pak John Tende,SH sebagai ketua panitia untuk terus mewujudkan semangat dan karya dalam upaya membangun dan meningkatkan koordinasi dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dalam keberlanjutan aktivitas aktivitas panitia pemekaran kedepan,jelas ketua Perindo.
Diskusi pembentukan panitia provinsi kepulauan Sumba - Sabu Raijua memiliki semangat juang tinggi yang sama dan benar -benar memperlihatkan eksistensi dan kapasitas secara terorganisir yang dimediasi oleh moderator John Tende yang sudah memiliki pengalaman berorganisasi pada level provinsi saat itu yang tidak diragukan lagi.
Berdasarkan pengamatan wartawan, politisi PDI -Perjuangan,Oktavianus Ndari memaparkan bahwa, perjuangan Provinsi Sumba Sabu Raijua kita cetuskan sebagai langkah serius mewujudkan DOB.Mari kita baca peluang dan membingkai sebuah rencana besar ini agar terciptanya kesadaran, keiklasan dan kesamaan gerak untuk menperjuangkan terbentuknya Provinsi Sumb