BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

“Manfaat Vitamin D Membantu Melawan Virus Covid-19”




Jakarta, suaraindonesia1.com 

Beberapa waktu lalu, vitamin D ramai dipertanyakan soal manfaatnya dalam melawan COVID-19. Cara termudah mendapatkan vitamin jenis ini adalah dari sinar matahari.

Ironinya, walaupun Indonesia tergolong sebagai negara tropis yang mendapat banyak sinar matahari, WHO menyebutkan bahwa kadar vitamin D rata-rata penduduk Indonesia hanya 17,2.

Artinya, angka tersebut menunjukkan kadar yang sangat rendah. Bahkan, ter-rendah dibandingkan negara-negara Asean lainnya.

Melansir laman berita Universitas Airlangga (Unair), beberapa waktu lalu alumnus Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Unair, Henry Suhendra membahas hal ini dalam kanal YouTube milik Deddy Corbuzier.

Henry mengungkapkan bahwa sebuah penelitian di Boston pada tahun 2020 menunjukkan vitamin D mampu mengurangi kemungkinan infeksi virus COVID-19 hingga 54%. Akan tetapi, perlu digaris bawahi bahwa kondisi ini bisa dicapai bila kadar vitamin D tubuh dalam kondisi optimal.

"Ini hampir sama dengan vaksin lho. Kan lumayan banyak. Kalau vaksin 60% sampai dengan 65%, beda-beda," jelas Henry seperti dikutip dari Unair pada Minggu (18/07/2021).

Menurutnya, vitamin D merupakan super hormon yang mempengaruhi seluruh sel. Pasalnya, reseptornya terdapat pada semua sel di seluruh tubuh sehingga bisa menghindari beragam penyakit jika vitamin D dalam tubuh optimal

"Kalo Vitamin D kita optimal, artinya kita akan baik-baik saja. Tidak ada penyakit-penyakit," ujar alumnus tahun 1992 ini.

Vitamin D memang dikenal punya banyak manfaat dalam menangkal berbagai infeksi. Di samping itu, vitamin ini mampu membantu melawan kanker, sakit jantung, dan autoimun. Tentunya jika optimal 100%.

"Di Amerika Serikat, Vitamin D terbukti telah memperbaiki berbagai penyakit berat, seperti Penyakit jantung dan 70 jenis penyakit kanker," jelas Henry.

Vitamin D juga mampu memperkuat imun dalam 3 sektor. Pertama adalah memperkuat local barrier pada kulit. Artinya, vitamin ini mampu mempererat celah antar kulit sehingga mampu mencegah virus untuk masuk.

Kedua, innate immunity. Kemudian juga imunitas yang berkaitan dengan pembentukan antibodi oleh limfosit T dan B. Walau begitu, perlu waktu untuk meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh. Sebabnya, kadarnya fluktuatif dan banyak faktor mempengaruhi.

Namun, ada faktor-faktor yang menurunkan tingkat vitamin D dalam tubuh tersebut, seperti stres atau kurang tidur.

"Misalnya gini, setelah gowes Jawa-Bali, badan pegel semua, terus flu. Ini ya karena daya tahan tubuh hilang pada saat Vitamin D turun. Jadi menaikkan kadar Vitamin D bisa dengan olahraga, tapi kalau berlebihan, vitamin D akan hancur. Kalau terlalu capek, dia turun," pungkas Henry



Report, Ramadani Rahman

« PREV
NEXT »