Banyak pelanggan PLN mengeluhkan tegangan listrik yang tak stabil. Tegangan yang sering turun ini membuat alat-alat elektronik tak bekerja dengan baik, AC jadi kurang dingin, isi baterai ponsel jadi lebih lama, dan sebagainya.
Terkait hal ini, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat Raya, Sanderson Syafe'i. ST. SH menjelaskan bahwa pemerintah telah beberapa kali menaikan tarif dasar listrik (TDL). Konsekuensi yang terjadi apabila TDL naik, antara lain adalah masyarakat menuntut kepada operator listrik dalam hal ini PLN, untuk meningkatkan kualitas listrik dan keandalan sistem pelayanan listrik, PLN mempunyai tolak ukur keberhasilan pengoperasian sistem distribusi atau pelayanan listrik dengan melihat dari beberapa parameter antara lain nilai tegangan listrik harus terjaga pada level qqtegangan pelayanan dan keandalan penyaluran tegangan listrik yang tinggi menjadi standar minimal untuk pelayanan atau disebut Tingkat Mutu Pelayanan (TMP), papar Sanderson.
Lanjut pemegang sertifikat kompetensi Tegangan Rendah ini, bahwa tegangan pelayanan ditentukan oleh batasan toleransi variasi tegangan, pada konsumen tegangan rendah maksimum + 5% dan minimum - 10% artinya tegangan lebih (overvoltages) yang terjadi maksimum diatas 5% dari tegangan nominal, dan tegangan kurang (undervoltages) yang terjadi maksimum dibawah 10% dari tegangan nominal, jelas Sanderson.
Bahwa ada beberapa penyebab tegangan naik turun. Penyebab paling umum adalah trafo distribusi sudah kelebihan beban dan penggunaan kabel SR (Sambungan Rumah) yang merupakan kabel tegangan rendah (220 Volt) utama penghubung dari tiang listrik ke rumah pelanggan. Panjang kabel sambungan rumah (SR) maksimal meter 30 meter dan 60 meter untuk pedesaan, serta banyaknya sambungan ke rumah pelanggan. Apabila jarak tiang ke rumah melebihi jarak yang ditentukan, maka akan dilakukan perluasan jaringan.
"Bisa dari trafo yang memang bebannya sudah terlalu berat, ditambah kabel sambungan rumah yang terlalu panjang mengakibatkan penyusutan tegangan yang tentunya merugikan pelanggan" kata Sanderson, Kamis (10/6).
Lebih lanjut diuraikan, tegangan yang terlalu rendah juga bisa disebabkan oleh sambungan-sambungan listrik yang kendor. Selain itu, bisa juga akibat adanya arus listrik yang terlalu besar sehingga tegangan turun.
"Bisa juga ada sambungan-sambungan yang sudah enggak bagus, mulai kendor. Bisa saja tetangga depannya bagus, kok rumahnya tegangannya enggak bagus? Bisa jadi yang bermasalah sambungannya, kendor. Kemudian arus yang lewat terlalu besar sehingga tegangan drop," tukas dia.
Konsumen listrik berhak mendapatkan tenaga listrik secara terus-menerus dengan mutu dan keandalan yang baik serta dengan harga yang wajar, oleh sebab itu YLKI Lahat Raya akan menurunkan Tim Investigasi atas hak pelanggan mengukur ketercapaian TMP pada beban puncak antara pukul 17-19 wib di PLN UP3 Lahat, dimana jika nilai tegangan dan keandalan listrik rendah akan berpengaruh terhadap kinerja operasi distribusi, dan akan berdampak pada konsumen karena dapat merusak peralatan listrik dan mengganggu aktivitas yang menggunakan energi listrik, pungkas Sanderson.
Sementara Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Lahat, Triyono saat diminta tanggapannya melalui pesan singkat WA terkait TMP kestabilan tegangan dan tanggung jawabnya jika ada peralatan elektronik pelanggan yang rusak akibat tegangan, menyatakan "Mohon maaf pak, untuk detail lokasinya dimana pak? Untuk bisa kami lakukan perbaikan.tks", ujarnya.
Sumber YLKI Lahat
Pewarta SDP