BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Suaraindonesia1 - Kepsek SMK Negeri 5 Tabona, Angkat Bicara Terkait Adanya Berita Miring




Taliabu | Suaraindonesia1.Com - La Tiri S.Pd Kepala SMK Negeri 5 Tabona Kabupaten Pultab Taliabu Provinsi Maluku Utara, membatah informasi yang beredar di publik Terkait dua orang siswanya yang tidak ikutsertakan dalam ujian sekolah. (10/4)

Saat media Suaraindonesia1.Com konfirmasi Dengan La Tiri S.Pd dirinya mengklarifikasi bahwa kedua siswanya yakni Rifaldi Jahnau dan Rifandi Joisangadji itu tidak mengikuti ujian sekolah karna lantaran keinginan sendiri, bukan karena di larangan oleh pihak guru atau pihak sekolah.

La Tiri mengatakan bahwa persoalan yang ia hadapi sekarang itu merupakan persoalan program yang di buat oleh kepsek lama, dan sejak ia menjabat di SMK 5 Tabona kedua siswa tersebut sudah minim kehadirannya, bahkan salah satu diantara siswa itu tidak pernah hadir disekolah, namun ia sudah berusaha untuk menempuh berbagai cara agar kedua siswanya tetap melanjutkan pendidikan.

"mungkin mereka berpatokan dengan program yang di buat oleh pak sukur (Kepala sekolah lama) bahwa yang tidak mengikuti prakerin tidak naik kelas dan bukan tidak mengikuti ujian, dan anak yang atas Nama Rifaldi Yoisangadji tidak mengikuti prakering dengan alasan keterbatasan biaya, mungkin karna dengan alasan itu dia tidak lagi mau ke sekolah" Jelasnya 

Ia juga menyampaikan bahwa perna bertemu langsung dengan siswa tersebut dan juga mengambil langkah untuk menemui kedua orang tua dari siswa-siswa tersebut agar bisa membujuk anaknya untuk hadir kembali ke sekolah
 
"Saya juga pernah ketemu sama salah satu Siswa waktu di pesta, disitu saya tanya kenapa tidak sekolah, apa sebenarnya masalahmu, tapi dia hanya senyum-senyum, dan tidak memberi jawaban" ungkap La Tiri

La Tiri menyampaikan bahwa ia menyuruh Siswa tersebut untuk bertemu dengan wali kelas agar wali kelas bisa menghubungi guru-guru mata pelajaran karna nilai Pembelajaran K13 dan KTSP ini berbeda

"Saya menyuruh dia untuk bertemu dengan wali kelasnya nanti wali kelas bantu menghubungi guru-guru mata pelajaran, tapi setelah di tunggu-tunggu ternyata Siswa tersebut tidak datang lagi sedangkan Nilai Pembelajaran K13 dengan KTSP ini berbeda kalau KTSP kita hanya mengambil nilai semester 1,2,dan 3 saja tapi kalo K13 harus nilai semester 1,2,3,4,5 dan 6" Jelasnya

Ia juga menyatakan jika Orang tua dari salah satu siswanya sangat menyesal atas ulah dari anaknya yang sudah diberikan keringanan oleh pihak sekolah untuk menemui wali kelas agar dibawa ke masing-masing guru mata pelajaran guna melakukan remedial (perbaikan nilai) namun nyatanya tidak dilakukan

"terakhir saya ditemui salah satu orang tua siswa, dia sangat menyesali sikap anaknya, sebab dari keterangan yang diterima orang tuanya, anaknya sudah menemui wali kelas untuk perbaikan nilai, namun kenyataannya mereka mendapatkan informasi dari wali kelas bahwa belum adanya"

Kata la Tiri untuk siswa-siswa tersebut, Meskipun tidak mengikuti ujian Sekolah, namun siswa Rifaldi Dan Rifandi dalam absensi dan dapodik masih tercantum karna mereka memang tidak dikeluarkan

"Jadi di daftar ujian dan di dapodik mereka masih ada karna memang mereka tidak di keluarkan, tapi karena mereka tidak mengikuti proses belajar mengajar, tidak mengikuti prakerin dan juga tidak mengikuti ulangan semester, jadi mereka hanya mempunyai kesempatan untuk ikut Paket C atau perbaikan ditahun berikutnya, jadi data mereka tetap ada" Jelasnya

Selain menanggapi sejumlah isu yang ada,  La Tiri juga mengklarifikasi sejumlah isu yang beredar bahwa ketidak ikut sertaan siswa tersebut disekolah dikarenakan ada nilai yang bermuatan politis, 

"Itu karena ada beberapa siswa pindahan dari SMA Bobong yang ikut ujian, tapi dari awal kita sudah minta riwat pendidikan disekolah sebelumnya, seperti surat pindahnya, dan juga nilai terakhir yang tercantum didalam buku raport, bukan masalah politik" Tegasnya

La tiri juga menyampaikan bahwa masalah pemilihan sudah kita tinggalkan di luar pagar sekolah

"Menjelang 1 Minggu sebelum pemilihan saya kumpulkan semua guru-guru untuk rapat dan saya sampaikan bahwa persoalan politik kita tinggalkan di luar pagar sekolah ketika sudah masuk dalam lingkungan sekolah jangan lagi di bawa persoalan politik" Tutupnya

Dan hingga berita ini diterbitkan media Suaraindonesia1.com belum dapat berkonfirmasi dengan kedua orang tua siswa-siswa tersebut.(Riski Ode)
« PREV
NEXT »