Pati - Suaraindonesia1,
Progam Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) tahun 2020 yang menyasar Kelompok Tani Lancar Makmur, Desa Ngablak, Kecamatan Cluwak, Pati, ditenggarai dimanfaatkan untuk mencari keuntungan pribadi Ketua Kelompok beserta anaknya.
Pasalnya, anggaran negara yang bersumber dari APBN senilai Rp 200 juta, untuk pengadaan kandang, pembelian sapi, mesin pecacah kotoran sapi, dan motor roda tiga, ternyata setelah dilakukan konfirmasi tidak sesuai fakta dilapangan.
Menurut keterangan salah satu anggota kelompok sekaligus perawat sapi (penggado) mengaku, setiap anggota dikasih uang Rp 9,5 juta untuk membeli sapi, dan jika ingin membeli yang lebih besar agar ditambahi uangnya sendiri.
“setiap anggota di kasih uang Rp 9,5 juta untuk membeli sapi sendiri, kalau ingin membeli yang lebih besar diminta untuk nambahi sendiri. Dan dikandang ini ada sapi 8 ekor.” ujar salah satu anggota kelompok, sekaligus perawat sapi (penggado), yang enggan disebutkan namanya.
Sapi yang ada di kandang hanya 8 ekor, sebelah kiri 4 ekor, dan yang sebelah kanan 4 ekor.
Sementara keterangan berbeda disampaikan, Jasmin, Ketua Kelompok Tani Lancar Makmur, yang mengatakan, berdasarkan Rencana Anggaran Belanja (RAB) per satu ekor sapi betina dibeli seharga Rp11 juta, dan sapi jantan Rp 13,5 juta.
“Ada 8 ekor sapi, yang dirawat 8 orang, per satu sapi betina di beli seharga Rp 11 juta, dan yang jantan seharga Rp 13,5 juta.” Katanya, (rabu, 24-03-2021)
Lebih lanjut, ketika ditanya, kenapa salah satu anggota kelompok mengatakan sapi di beli seharga Rp 9,5 juta ? Dengan menunjukkan raut wajah yang panik dirinya tidak bisa menjawab pertanyaan dari awak media.
“Intinya sapi dibeli sesuai dengan RAB, tolong jangan diberitakan,” imbuhnya.
Ironis sekali Progam Pemerintah yang diinisiasi, Firman Subagiyo, Angota DPR RI dari pertai Golkar untuk kesejahteraan kelompok ternak diduga malah dimanfaatkan Ketua Kelompok Tani beserta Ragil, anaknya.
Perlu diketahui Kelompok Tani Lancar Makmur yang dipimpin oleh Jasmin mempunyai anggota sebanyak 20 orang, salah satunya Ragil anak kandungnya sendiri.
Program pemerintah yang seharusnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat/ anggota kelompok malah di jadikan kesempatan untuk mencari keuntungan pribadi. karena merasa tidak sesui dengan apa yang terjadi waktu investasi salah satu anggota Aliansi Indonesia berinisial Rs akan menindak lanjuti apa yang terjadi di lapangan dan akan berkoordinasi degan pihak pihak terkait ,untuk mengusut tuntas biar menjadi perhatian yang lain.(S1/toro)