Nampak pada gambar Hawa S Tuna dan anak anak Almarhum Ngingo Paneo saat arwah hari ke 7 Almarhum di Rumah Udin Utina di Desa Motinelo Kec Tabongo Kab Gorontalo. (Foto Tim Skrinews Risman)
Tolangohula, Skrinews. Sungguh sangat ironis memang Petugas medis justru melaksanakan tugas yang sangat mulia yakni berusaha untuk menyelamatkan masyarakat dan mencegah penyebaran dan terserang dari Virus Corona namun berbagai tantangan dan hambatan yang sangat berat dihadapi oleh petugas medis dilapangan sebagai mana dihadapi petugas medis Puskesmas Tolangohula. Kapus Tolangohula Rahmat Sutoyo Skm ketika dikonfirmasi wartawan ia mengaku petugas medis dalam melaksanakan tugas dilapangan, justru diancam dengan Parang. Seperti yang terjadi di Desa Tamaila Jum,at dua pekan lalu. Berikut ini laporan hasil investigasi Tim Wartawan dilapangan menyebutkan terkait tragedi kasus kematian mendadak Almarhum Ngingo Paneo dimana bahwa disaat petugas medis melakukan Ravid Tesd kepada Aisa Paneo yang barusan melahirkan dan Ican Paneo yang menjaganya di Rumah sakit, mereka diduga positif Corona dan ketika itu mereka akan diajak dibawah kepuskemas, untuk dilakukan Ravid Tesd. Olehnya itu yang jadi sebab Almarhum Ngingo Paneo 59 Tahun warga Desa Tamaila Kec Tolangohula Kab Gorontalo korban meninggal seketika pada sekitar jam 11,30 jum,at, dua pekan lalu 24/7/2020 di Rumahnya di Desa Tamaila. Kematian korban meninggal dunia secara mendadak disebabkan schok karena tekanan alfal darah tinggi, sebab merasa ketakutan ketika didatangi oleh dua orang aparat Desa yakni Aswin Kumai Kadus Toyo, Astuti Tuki, Kaur dan sejumlah petugas medis dari Puskesmas Tolangohula dengan cara memaksa dan mengancam keluarga Almarhum untuk dibawah ke Puskesmas Tolangohula dan apalagi yang sangat mengejutkan mereka, dimana diberitahukan oleh petugas medis, bahwa Almarhum sekeluarga positif telah tertular virus Corona sehingga mereka sekeluarga semua, ditekan dan paksa harus dibawa ke Puskesmas untuk diRapid-test di Puskesmas Tolangohula dan selanjutnya harus di isolasi. Hal inilah yang membuat Almarhum ketakutan karena para petugas memaksa dan mengancam anak anak Almarhum harus dibawah ke Puskesmas. Sehingga merasa di ancam dan dipaksa, menyebabkan kematian Almarhum. Berikut mengenai pengakuan Kepala Puskesmas Tolangohula Rahmat Sutoyo Skm, dimana petugas medis diancam dengan Parang oleh Almarhum atau anak anak Almarhum hal itu dibantah istri Almarhum Hawa S Tuna dan 8 orang anak anak Almarhum, bahwa Almarhum maupun anak anak Almarhum ketika itu tidak pernah mengancam dengan Parang kepada petugas atau siapapun bahkan ketika itu Almarhum kebetulan tidak ada dirumah tapi ada dikebun dan ketika Almarhum tiba dirumah, Almarhum hanya duduk diam saja. Bahkan yang sungguh sangat ironis disamping keluarga Almarhum saat ini lagi direlung duka juga mereka dikejar kejar petugas seperti pelarian. Sehingga mereka merasa ketakutan terancam dicari cari petugas medis dari Puskesmas Tolangohula. Untuk itu keluarga Almarhum memohon perlindungan dari Pemerintah dan mereka menuntut meminta proses Hukum atas tindakan dan perlakuan aparat Desa dan Petugas medis dengan cara memaksa dan mengitimidasi kepada mereka positif Corona yang hingga jadi penyebab tragedi kematian mendadak Almarhum Ngingo Paneo. Pungkas mereka kepada Tim Wartawan kemarin di Rumah duka di Desa Motinelo Kec Tabongo Kab Gorontalo. Seiring dengan kematian Almarhum Ngingo Paneo, maka Hawa S Tuna Istri Almarhum dan anak anaknya yakni Arifin Paneo, Inton Paneo, Mito Paneo, Ican Paneo, Nurdin Paneo, Umrin Paneo, Aisa Paneo dan Ismail Paneo. mereka secara bersama akan melakukan tuntutan dan keberatan atas tragedi kematian mendadak Almarhum. Camat Tolangohula Karim Ismail ketika dikonfirmasi wartawan Via telphon menegaskan sebaiknya masyarakat menyadari dan taat terhadap protokol kesehatan. Lanjut camat menegaskan terkait atas kejadian kasus kematian Almarhum, untuk lebih jelas diharapkan dikonfirmasikan dengan Kepala Puskesmas Tolangohula.
Nampak Almarmarhum Ngingo Paneo saat menjelang kematian. (Foto Tim Skrinews Risman).
Nampak pada gambar para anak kandung dan anak mantu Almarhum saat di Desa Motinelo Kec Tabongo Kab Gorontalo.(Foto Tim Skrinews Risman).
(Tim Skrinews Risman).