BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Skrinews - ETIKA BIROKRASI MENJALANG PILKADA DAN EFEK BURUK DINASTI POLITIK DI INDONESIA

Bagus Pramudyo Utomo Ilmu pemerintahan  ( UMM )


Skrinews1.com_
Menurut saya melihat perkembangan dunia yang semakin maju akan tehnologi yang berkembang pesat, pada hakikatnya juga mempengaruhi segala sistem dan tingkah laku pada kehidupan bermasyarakat yang sangat kompleks, dimana pada hakikatnya hal ini juga tumbuh berkembang mempengaruhi sistem dinasti politik yang ada di indonesia.
Politik dinasti menurut saya sudah cenderung pada pemaknaan kekuasaan politik yang didalamnya terdapat sekelompok hal dan individu yang terstruktur oleh pimpinan tertentu , dimana memiliki tujuan , sasaran dan target, namun masih memiliki ikatan hubungan keluarga. Walaupun pada hakikatnya banyak masyaraat awam, menilai politik dinasti sebagai bagian dari hubungan kekerajaan, karena pada masa lampau masyarakat percaya bahwa politi dinasti dilaksanakan turun menurun melalui bangsa kerajaan atau kaum bangsawan kepada anak cucunya, agar bisa memegang teguh kekuasaan yang dimiliki dan menjalin lingkup keluarga yang terjaga.
Pada kenyataanya, hal ini sudah muncul sejak lama ,bahkan dijadikan suatu kebiasaan oleh masyarakat indonesia, yang tidak bisa dipisahkan, dan sudah tumbuh berkembang pada jiwa indonesia, bahkan seolah olah mendarah daging pada budaya politik ketika akan menyambut pilkada khususnya tahun ini 2020.
Dimana menurut saya hal ini ikut berjalan seiring berjalanya waktu , maka politik dinasti ini bisa berjalan dengan lancar , sebenarnya hal ini karena di dasari pada sebuah keinginan yang ada pada diri sendiri dan keluarga untuk selalu bisa memegang kekuasaan kemudian didalamnya juga terdapat kelompok yang sudah terorganisir dengan rapi tertata dan terarah sedemikian rupa untuk mencapai suatu tujuan.
Namun banyak sekali masyarakat yang masih menggunakan sistem ini, menjelang pilkada 2020 ini, masih banyak terdapat pengkaderan dari keluarga atau masih memiliki hubugan keluarga, walaupun sebenarnya memiliki akibat yang tak biasa, bahkan dari politik dinasti ini menurut saya ketika saya melihat situasi saat ini, banyak pemimpin lokal yang menjadi politisi dan memiliki andil serta pengaruh yang sangat besar , bahan banyak dari satu keluarga termasuk kedalam anak dan istri iut mencalonkan kandidat pada pilkada 2020 nantinya.
Walaupun pada hakikatnya , bai satu keluarga mencalonkan diri untuk menjadi kandidat dari pilkada 2020, sebenarnya juga tidak menyalahi aturan dan regulasi yang ada, namun jika kita lihat dari keadaan sekitar pastinya hal ini dipandangtidak baik, karena jika dari keluarga tersebut mencalonkan, dan mantan dari yang sudah menjadi maka , banyak mempengaruhi pandangan dan pilihan masyarakat, untuk secara langsung emilih keturunan atau garis bawah dari mantan pemimpin sebelumnya, karena percaya akan pimpinan semakin baik kedepanya dan tidak mengecewakan , justru hal ini akan merugikan paslon atau kandidat lainya.
Namun jika perhatikan hal ini akan membawa dampak yang sangat buruk sekali, seperti gagalnya pilkada 2020 pada aspek kejujuran , karena cenderung kaderisasi dan melakukan politi uang demi terpilihnya kandidat dari penerus keluarga atau dari mantan yang telah menjabat sebelumnya.
Dimana menjadikan peran partai, akan menjadi semakin rancau pada mesin politik semata yang mengutamakan pada giliran keluarga yang bermain dilingkup politik dan tidak ingin memberi kekuasaan pada orang lai , berarti sebenarnya dalam hal ini ada pelanggengan sub kultur yang terjadi , dan hal buruknya bisa menyumbat dan menghalangi indonesia mejadi lebih baik, dan menghalangi atas fungsi ideal atas partai hal ini nantinya bisa mengakibatan rusaknya tatanan politik karena ada aktor yang mengutamakan dan bermain tahta disini. Karena kita ketahui rekruitmen cenderung pada popularitas saja bukan lebih mengutamaan pengembanan amanat dan tanggungjawab demi mensejahterakan masyarakat sekitar.Kemudian dampak buruknya lagi, membuat hal hal terdiri atas konseqwensi yang logis dari dampak yang pertama, serta membuat tertutupnya kesempatan yang ada pada masyarakat untuk menjadi pemimpin yang handal serta berkualitas untuk kepentingan rakyatnya, jadi dalam hal ini pada kenyataanya bisa disebut sebagai perputaran atau suatu sirulasi permainan politik semata untuk kepentingan terselubung.Jadi banyak sekali aktor aktor pemerintah hanya menjalankan tujuannya atas tugas kenegaraan sebagai simbol semata namun tidak secara penuh bertanggungjawab dan menjadikan negosiasi atas konspirasi kepentingan didalam mewujudkan kepentinganya , dan dampak lainya membuat sulitnya perwujuttan atas cita cita dan tujuan demokrasi yang lebih bai , karena tidak bisa tercipta pemerintahan yang baik dan bersih yang sering di sebut sebagai ( clean and good governance)
DAFTAR RUJUKAN
Anggriani Alamsyah . 2012. Etika Politik . Makasar : Alauddin University Press.
« PREV
NEXT »