KODI TAMBOLAKA,SKRINEWS
Kontalasi politik menjelang pilkada SBD yg walaupun masih dalam genggaman sistim,namun wacana taruhan tentang siapa dan darimana tentang sosok figur yg bakal mewarnai bursa tersebut sdh mulai berinteraksi dlm memadurasikan konsep penguatan basis.
Dalam wacana dan diskursus politik dari bale ke bale,msh didominasi oleh tanggapan miring tentang rencana politik dinasti.kita harus profesional,dlm merancang strategi pengembangan pembangunan di SBD.
SBD adalah salah satu daerah destinasi pariwisata yg besar dan berpotensi,sehingga kita di tuntut untuk menjaga dalam pengembangannya dg mempersiapkan sumber daya manusia dan tak lupa pula adalah kesiapan personalia dari masing masing staeholder dan pemangku jabatan lainnya.
Selain pengembangan wisata bahari maka aspek perekonomian lainnya dg berbagai potensi yg harus dieksploitasi adalah potensi pertanian,perkebunan dan peternakan harus di tata dan dikelola dengan baik sehingga akan menggenjot PAD daerah.
Hal ini sangat di akui oleh salah satu tokoh kodi yakni,Hermanus Rangga Tabbu.Tabbu mengatakan bahwa setelah kepemimpinan yg dinahkodai oleh pak dr Nelis sebagai bupati dan pak Kristian Taka sebagai wakil bupati,maka kami barisan muda juga mengimingi kader kader muda seperti pak Agustinus Mali,SE,pak Yeremias Tanggu,S.sos,pak Christofel Horo,SH dan masih banyak lagi kader_Kader muda yg memiliki potensinya namun masih tersembunyi.
Menurutnya,pak Agustinus Mali,adalah sosok anak muda yg sangat memiliki potensi kesiapannya dalam bergaining politik di tingkat daerah."Beliau sangat siap",ujarnya.
Lanjutnya,pak Agus Mali adalah sosok politisi petarung dan memiliki pengalaman banyak di dunia politik,anggota DPR selama dua periode,sekarang sebagai kepala desa Hamonggo Lele dan istrinya sekarang adalah anggota DPR terpilih dari partai Perindo,ungkapnya.
Ditempat terpisah,media ini sempat mewawancarainya,ketika ditanya soal kesiapannya,pak Agus mengatakan bahwa sangat siap untuk maju dalam pilkada SBD untuk menjadi calon Bupati dari wilayah kodi,jikalau itu di dukung oleh konstituen dan stakeholder lainnya dengan memperhatikan aspek perimbangan,tegas anak muda yg sangat energik ini.
"Saya jadi kepala desa adalah wujud kepedulian yg besar terhadap rasa keprihatinan terhadap eksistensi masyarakat yg ada di SBD,tegasnya.Lanjutnya,secara kuantitatif bahwa kondisi masyarakat kita masih berada dikisaran 15 persen yg kondisi masyarakatnya berkecukupan sedangkan 85 persen masih berada di bawah standar.pertanyaannya adlh apakah kita harus membiarkan begitu saja?,tanyanya.Tentunya tidak,jawabannya ada di pemimpin SBD,ujarnya singkat. Liputan Tibo Skrinews,
