Roy Humonggio
Humas Partai GELORA Dpw Sulut
Skrinews.com_
Tepatnya 1 juni 1945 di peringati hari lahirnya pancasila. Sebagai landasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dasar negara ini tentu memiliki makna yang terkandung di dalamnya yakni sebagai pemersatu bangsa dari sabang sampai merauke.
Dengan dasar pancasila tidak ada sekat antar anak bangsa apapun latarbelakangnya, baik agama, bahasa, ras dan etnis semua melebur menjadi satu bangsa Indonesia.
Sebagaimana yang telah di wariskan oleh The Founding Fathers kita rumusan dasar negara ini lahir dari fikiran-fikiran yang jernih sebagai bentuk wujud nyata anak bangsa agar bisa terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan kita bernegara. Semua elemen anak bangsa di persatukan, di eratkan, dan di pesankan untuk saling menghormati satu sama lain dalam bingkai NKRI secara utuh bukan setengah-setengah.
Momentum hari lahirnya pancasila ini bukan semata-mata hanya bersifat ceremonial namun perlu memahami secara mendalam hakekat dari lima butir yang tercantum di dalamnya. Cukup jelas dan bermakna kelima sila tersebut menjadi acuan kita dalam bernegara, berbangsa, dan berdaulat.
Tidak perlu lagi ada perdebatan kusir antar anak bangsa soal klaim mengklaim siapa yang lebih pancasila. Apalagi perspektif yang di bangun hanya untuk mendestruktif golongan tertentu yang di anggap tidak pancasilais. Sejatinya pancasila adalah bagian yang terikat dan menyeluruh dalam sendi kehidupan kita berbangsa, bernegera.
Sudah menjadi harga mati pancasila adalah dasar ideologi negara. Dalam setiap roda pemerintahan seharusnya pemimpin negara mampu melahirkan ide-ide dan narasi yang konstruktif sebagai penguatan akar dari lima butir pancasila. Sehingga kebijakan yang di lahirkan tidak ada pertentangan dengan nilai-nilai kehidupan rakyatnya yang mengacu pada setiap butir pancasila yang ada.
Itulah tugas negara melayani serta menjaga rakyatnya jangan sampai ada pelayanan yang tidak sesuai dengan mandat yang tertuang dalam setiap butir pancasila tersebut. Kekuatan ideologi negara merupakan titik balik dari maju dan mundurnya suatu bangsa. Bila ideologi negara kuat dan terimplementasi dengan baik maka bangsa ini akan jadi bangsa yang kuat dan maju.
Ini adalah modal besar bagi kita sebagai bangsa yang besar, namun ironisnya dalam keseharian kita berbangsa dan bernegara masih ada saja narasi-narasi propaganda, provokatif yang di mainkan entah oleh siapa dan untuk kepentingan apa sehingga memicu polarisasi yang cukup tajam di antara anak bangsa. Rakyat kian terbelah, semakin gaduh, terjadi perdebatan di ruang public dengan hal-hal yang tidak subtantif dalam kehidupan kita bernegara.
Pancasila bukan lagi sesuatu yang sakral, bermakna filosofis, namun telah menjadi sebuah produk untuk mendeligitimate kelompok-kelompok tertentu yang di anggap tidak sejalan dengan pancasila, padahal kita sebagai anak bangsa sudah bersepakat bahwa dasar ideologi negara kita adalah pancasila dan lambang negara kita adalah burung Garuda yang di dalamnya ada semboyan Bhineka Tunggal Ika “Berbeda-Beda Tetapi tetap Satu.”
Namun masih ada saja di antara kita anak bangsa saling curiga, saling fitnah, tentu ini akan semakin melemahkan kekuatan ideologi pancasila yang sudah final sebagai landasan kita bernegara. Hal inilah yang perlu kita sadari bahwa sebagai anak bangsa kita harus bersatu padu untuk kemajuan negeri ini sehingga tidak ada lagi negeri lain meremehkan negeri kita sendiri.
Kita tidak boleh memberi ruang kepada pihak-pihak yang ingin menunggangi dengan cara-cara membenturkan pancasila dengan bangsa ini. Semua sudah clear dan final, tidak perlu ada lagi perdebatan soal pancasila, soal siapa yang pancasilais dan tidak. Yang kita lakukan adalah membangun solidaritas yang kuat antar anak bangsa untuk kemajuan negeri ini, untuk mewujudkan itu kita perlu kolaborasi. Tidak ada yang hebat sendiri di negeri ini baik secara kelompok ataupun partai politik sekalipun, semua perlu kolaborasi untuk menyatukan persepsi demi membangun negeri ini, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
Kita menyadari bahwa setiap orang punya kepentingan masing-masing apakah itu atas nama pribadi, kelompok, ataupun partai politik, namun dengan cara kolaborasi kita bisa menciptakan ide, dan gagasan besar yang kemudian kita blended bersama-sama menjadi satu formulasi terbaik untuk menjadikan negeri ini ke arah yang lebih maju, sejahtera, makmur dan damai.
Kita adalah bangsa yang merdeka, maka kita harus berani berdiri di atas kaki kita sendiri bukan di atas belas kasih dari bangsa lain atau negara lain, kita kaya dengan sumber daya alam, sumber daya manusia, maka sudah waktunya kita harus mandiri. Peta Arah Baru Indonesia adalah petunjuk jalan yang akan kita lalui bersama untuk mewujudkan negara ini menjadi kekuatan 5 besar dunia.
Dan di tengah kegelisahan atas kondisi bangsa kita hari ini, lahirlah sebuah partai baru yang akan memberikan konstribusi untuk mewujudkan cita-cita Arah Baru Indonesia. Partai itu bernama “Gelombang Rakyat Indonesia” Gelora yang siap berkolaborasi dengan semua elemen anak bangsa mengarungi gelombang untuk mencapai tujuan Indonesia yang cemerlang, Indonesia maju, Indonesia berdaulat dan Indonesia menjadi kekuatan baru di dunia.
Merdeka dan Bergelora !!!
Roy Humonggio / civil society