BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Skrinews - Bintang Tsurayya Sebagai Pertanda Berakhirnya Pandemi, Begini Tanggapan Buya Yahya


Oleh: Tasya Febrina & Nurmala Afifah (Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang)

Skrinews.com
Virus Corona memang menyebabkan keresahan, ditambah sejak dua bulan ini kita menjalani segala aktivitas di rumah. Keresahan ini membuat semua orang bertanya-tanya kapan pandemi ini segera berakhir. Menurut perbincangan yang sempat viral beberapa waktu lalu, virus Corona ini akan berakhir dengan munculnya bintang Tsurayya. Lalu bagaimana kita sebagai umat islam menyikapinya?
Pada unggahan di media sosial menyebutkan bahwa berdasarkan tinjauan falakiah atau ilmu astronomi, dengan munculnya bintang Tsurayya pada tanggal 7 Juni atau 13 Juni mendatang, menjadi pertanda bahwa virus atau wabah bumi akan menghilang. Tinjauan falakiah tersebut dihubungkan dengan ilmu perbintangan. Mendengar bahasan tersebut, Yahya Zainul Ma’arif yang lebih akrab disapa Buya Yahya dalam ceramahnya membalas “ Juni masih lama, harapan kami besok atau nanti Corona dapat selesai”.
Tsurayya atau ats-Tsuaya (Tsuraya) adalah nama bintang dalam bahasa Arab untuk menyebut bintang dari gugus bintang Pleiades. Secara astronomi, Tsurayya adalah Pleiades atau Messier 45 (M45). Menurut riwayat Ahmad Hambal, “ Jika tampak bintang Kejora atau Tsurayya diwaktu pagi, akan diangkat bencana dari kampung itu”. Dari riwayat lain, Imam Thabrani dalam Mu’jam Ausath 1305,  “Tidak ada bintang yang keluar di pagi hari pada suatu kaum itu ada bencana, kecuali akan diringankan atau diangkat”.
Adapun keshahihan ulama berbeda, Imam Al- Suyuthi mengatakan hadist ini dhaif, namun sebagian mengatakan sahih atau  hasan. Dikisahkan pada waktu itu di Arab, bintang Tsurayya keluar diawal musim panas. Terdapat wabah yang menimpa tanaman-tanaman di masa itu. Nabi menyampaikan bahwa nanti Tsurayya muncul di awal musim panas. Hingga akhirnya pada musim panas bakteri dan sebagainya akan terbunuh.
Buya menegaskan, “Saat ada musibah kita menghubung-hubungkan itu bukan suatu yang salah, akan tetapi yang menjadi masalah adalah jika kita menghubungkannya salah, lalu orang mengganggap hadist tersebut salah”. Jadi jangan sampai kita salah mengartikan dari apa yang kita tafsirkan, sebab ini akan menjadi masalah.
Mengaitkan suatu penemuan atau kajian ilmiah dengan firman dan hadist ada aturannya. Yang menjadi pegangan umat muslim adalah firman dan hadis, sedangkan penemuan ilmiah bisa salah. “Jadi jangan sampai nanti kita mempercayai hadist, sedangkan wabah belum selesai lalu mengatakan Nabi bohong, ini yang bahaya” Ucap Buya mengingatkan.
Iman  kita bangun dengan firman dan hadist-hadist Nabi, ketika ada penemuan-penemuan ilmiah baru dan sesuai dengan Al Quran dan hadis, itu hanya mendukung keimanan kita. Jangan membangun keimanan atau keyakinan dengan penemuan-penemuan tersebut. Jangan sampai hadist Nabi dijadikan bahan ejekan.
Kisah di zaman Nabi tersebut adalah hal yang umum dimana wabah penyakit dari tumbuh-tumbuhan akan mati setelah terkena terik yang sangat panas (musim panas). Dan hal ini terjadi sampai sekarang seperti halnya hama padi akan mati saat musim panas.  Bukan berarti wabah yang terjadi ini adalah Corona. Seandainya hadist tersebut benar, sebaiknya tidak memastikan tafsirannya Corona. Nabi juga tidak mengatakan ini Corona.
“Yang paling penting adalah jangan kita memanfaatkan zaman gaya viral ini membawa firman atau hadist Nabi dengan penafsiran atau cara berpikir kita sendiri, dimana hal ini bisa menjadi sebab kita merendahkan firman dan sabda Nabi”. Ungkap Buya.
Tidak salah menghubungkan kajian ilmiah dengan ayat, tapi waspadalah jika terjadi ketidaksesuain jangan salahkan ayatnya. Bisa jadi karena cara kita menafsir salah atau memang penafsiran tersebut yang salah. Jangan sampai orang mendustakan Baginda Nabi. Kita boleh Khusnudzon, semoga benar pandemi ini segera berkahir. Semoga Corona ini hilang bahkan sebelum terbitnya bintang Tsurayya.
Oleh: Tasya Febrina & Nurmala Afifah (Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang)
« PREV
NEXT »