BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Skrinews - ‘’Anak Muda Dalam Politik di Era Milenial’’

Yuda Darma Rajasa
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang


Skrinews.com - Berbicara tentang politik di era milenial ini tentunya membawa kita pada kaum muda yang kerap tampil dan berpartisipasi dalam politik. Panggung politik tidak hanya diisi oleh generasi tua yang berpengalaman. Namun justru itu yang membawa kaum milenial yang dikatakan sebagai agent of change tentunya memberi warna-warni dalam dunia perpolitikan. Mereka berpikir kondisi perpolitikan di Indonesia sudah saatnya diisi oleh orang-orang yang berjiwa muda, dengan segala gagasan dan terobosan barunya dapat menghasilkan arah perubahan demokrasi Indonesia menjadi lebih baik.
Sejak memanasnya suhu politik di tahun 2019, berdasarkan survei LIPI keterlibatan kaum milenial dalam pemilu mencapai 35-40 persen suara dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya jauh berbanding dengan tahun 2019. Artinya politisi mengganggap suara kelompok ini tidak bisa diremehkan dan tentunya sangat berpengaruh besar dalam merubah arus demokrasi di Indonesia.
Generasi muda bebas untuk berpolitik, tetapi harus memperhatikan tanggung jawabnya, yaitu berpolitik untuk memajukan negara. Kita adalah generasi muda yang menjadi pilar bangsa ini. Apakah kita hanya mau berdiam diri dan hanya menjadi penonton setia, ataukah kita maju menjadi agen-agen perubahan bangsa ke depan?
Lalu apa yang menjadi latar belakang mereka terjun ke dunia politik?
Sudah tentu dikarenakan adanya problem sosial, ekonomi, pendidikan, politik di lingkungannya sehingga ia mulai gelisah dan memilih jalan yakni terjun ke dunia politik. Masalah sosial,ekonomi, pendidikan sudah menjadi momok di sekitaran kita, entah itu dikarenakan kebijakan-kebijakan  yang dibuat sangat kontras di masyarakat ataupun karena mendukung golongan-golongan tertentu.
Untuk itu dengan adanya problem-problem diatas tentunya kaum milenial terdorong untuk melakukan dan mengatasi problem tersebut. Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa. Meneruskan estafet politik di negara, mengatur dan membuat kebijakan kearah yang lebih baik. Pemuda adalah harapan untuk memperbaiki politik di masa depan.
Siapakah anak muda yang terjun ke politik itu?
Keberadaan para milenial memang menumbuhkan spirit baru dalam berdemokrasi dan berpolitik Hadirnya anak muda dalam kancah politik tentunya membawa puncak masa depan demokrasi kita. Lalu siapa saja mereka? Mereka ialah Generasi X (1965-1976), Generasi Y (1977-1997) dan Generasi Z (1998-sekarang). Generasi Z ini dikenal pula sebagai generasi milenial. Sejak dini, pendidikan politik dan penguatan partisipasi penting menyasar kalangan ini.
Munculnya Tsamara Amany pada kancah dunia politik tahun 2017 lalu, menjadi sebuah signal, ke depan Indonesia akan dihadapkan pada sebuah fenomena baru mengenai pandangan sekaligus peran anak muda dalam kancah dunia politik. Tsamara dikenal karena keberaniannya menyuarakan isu-isu politik Tanah Air. Secara garis besar Tsamara menjadi icon PSI dan seolah mampu membawa suara anak muda.

Jika dilihat selama ini PSI seolah mampu menjawab kegelisahan sekaligus sebagai wadah anak muda yang ingin berekspresi dalam bidang politik dengan gagasan yang sederhana tidak kaku dan mampu menampilkan sosok-sosok muda. ini menjadi sebuah titik balik bagi politik indonesia mengingat posisi anak muda selama ini hanya menjadi pendukung dari gagasan yang dimilikinya kemudian tidak diberikan peran yang cukup signifikan dalam pengambilan keputusan. Alhasil banyak anak-anak muda potensial dengan latar belakang aktifis akhirnya gerakannya terhenti dan kemudian menjadi apatis.
Apa tujuannya terjun ke dunia politik?
Terutama koneksi, milenial sangat berpengaruh dalam membangun koneksi. Sehingga koneksi yang mereka bangun memberi dampak yang signifikan contohnya sebut saja Tsamara Amany dari partai PSI ia seorang milenial yang terjun ke dunia politik kerap tampil di media massa untuk menyampaikan segala bentuk program politiknya, sehingga koneksi yang ia bangun menjadi daya tarik untuk mengikuti tren politik seperti Tsamara Amany.
Kaum milenial berpolitik itu juga tidak lain untuk memperjuangkan segala kebijakan-kebijakan pemerintah yang selama ini kontras di masyarakat dengan cara masuk ke partai politik. Makanya tidak heran tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kaum milenial itu berbanding jauh dari generasi kaum tua. Masyarakat meyakini sepenuhnya saatnya milenial-lah yang bergerak, mendombrak segala gagasan-gagasan untuk membangun bangsa Indonesia.
Bagaimanakah keterlibatan kaum muda dalam dunia politik di era milenial?
Proses kaum muda dimulai dari keterlibatan dalam organisasi, ikut aktif dalam berbagai kegiatan contoh kegiatan seperti demonstrasi, memberikan penyuluhan, melakukan komunikasi (lobi-lobi), melakukan sosialisasi program sosial. Semua itu harus komunal, melebur dengan massa, dengan masyarakat yng bertujuan untuk menghadirkan eksistensi bahwa kaum muda pantas berkontribusi dalam sumbangan pikiran dan tenaga dan ini sangat dibutuhkan dalam politik.
Langkah itu merupakan modal. Mempunyai kekuatan modal seperti yang di atas yakni tenaga dan pikiran, ada juga tambahan yakni materi. Pandangan tentang materi ini sering disinggungkan atau sering dikaitkan dengan persoalan uang. Uang disinyalir menjadi pengaruh ketika seseorang ingin terjun ke dalam politik formal(jalur partai) ketika mencalonkan dan ingin meraih suara. Seringkali uang menjadi biaya politik, mahar politik, dan kepentingan lainnya agar berjalan sesuai rencana.
Sayangnya tidak semua kaum muda memiliki modal berupa materi ini. Itulah mereka berjuang dari bawah (akar rumput) membangun kesadaran diri dengan terlibat dalam kegiatan sosial yang melibatkan massa (kemasyarakatan) menciptakan koneksi sejak bergabung dengan komunitas atau organisasi. Dari situlah modal diperoleh untuk bisa menarik simpati orang-orang lantaran kontribusi. Jika kontribusinya ada, maka kaum muda cukup dipehitungkan dan disinlah akan membentuk jejaring seperti kekerabatan, kekeluargaan yang memudahkan langkahnya ketika terjun ke dunia politik.
Kekerabatan dan kekeluargaan juga bisa bersifat praktis ketika kaum milenial itu merupakan darah daging dari golongan elite(pejabat politik), ketika ia sah untuk dipilih dan memilih dalam pemilu, maka ia akan ditawarkan, diberi jabatan politik dari keluarganya misalnya dalam partai politik atau memakai partai politik sebagai alat untuk menambah kekuatan elektabilitas. Contoh AHY, Puan Maharani, Hanum Salsabila Rais, Laura Hafidz, mereka adalah kaum milenial dan punya posisi politik tentu dari pegaruh keluarganya juga.
« PREV
NEXT »