BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Skrinews - Dilema Pemerintah Terhadap Corona dan Hoax


Niswatul Arifa Ahra / Jurusan : Ilmu Pemerintahan / Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang

Beberapa pekan terakhir ini dunia di gemparkan oleh wabah virus corona yang mematikan. Corona adalah virus yang menyerang sistem pernafasan dengan tingkat keparahan yang dapat menyebabkan kematian. Virus Corona pertama kali teridentifikasi pada tahun 1960-an. Namun dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir wabah penyakit ini menggemparkan masyarakat dunia. Menurut data terakhir menyebabkan 417.582 orang terinfeksi di seluruh dunia dan menyebabkan 18.612 orang meninggal dunia. Ditengah dengungan ganasnya wabah virus corona yang menggemparkan dunia internasional ,pertanyaan besar lahir kepada bangsa indonesia, bagaimana sikap masyarakat perihal ancaman corona, khususnya pemerintah dalam melindungi masyarakat dari ganasnya virus corona sendiri, pengambilan keputusan harus segera dilakukan oleh pemerintah pusat. Yang sedang terjadi saat ini masyarakat juga harus bisa bekerjasama dengan pemerintah dalam penyebaran berita terkait virus ini.
Masyarakat di Indonesia sendiri banyak menimbulkan bebagai spekulasi di mengenai berita mengenai virus corona yang masih belum akurat kebenarannya, akan tetapi hal tersebut dengan mudah tersebar luas di berbagai media sosial. Maka timbullah hoax di mana-mana, hoax merupakan berita yang tidak berdasarkan sebuah fakta yang dibuat dengan dasar asumsi serta tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Fenomena ini bukan merupakan hal baru di Indonesia, dimana masyarakat juga harus memahami  Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang No.19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 40 ayat (2a) Undang-Undang No.19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dan pemerintah juga harus dapat tegas dalam merealisasikan undang-undang yang ada agar para pengguna media sosial lebih bijak dalam memberikan sebuah informasi.
Kepada pemerintah baik pusat maupun daerah diminta untuk segera mengambil sebuah kebijakan terkait penanganan dan juga sosialisasinya kepada masyarakat. Media massa diminta bekerjasama dengan pemerintah dan memenuhi prosedur jurnalistiknya, megenai pemberitaan karena rentannya masyarakat awam terhadap pemberitaan mengenai virus corona agar tidak terjadi “Buying Panic”.
Karena banyak nya media massa maupun media online yang tidak bertanggung jawab memberikan informasi yang tidak benar, yang mana harusnya pemerintah memliki sebuah media yang nantinya dapat di percaya kebenarannya terkait data mengenai virus corona sendiri di indonesia. Seperti kabar yang beredah beberapa waktu lalu bahwa jamaah umroh RI ditolak Arab Saudi karena positif corona, berita yang beredar melalui whatsup dan media sosial dibantah oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto memastikan informasi tersebut tidak benar sama sekali, hal ini diketahui melalui detik.com. yang mana berita-berita ini dapat membuat kesalahpahaman dan merugikan pihak-pihak tertentu.
Komunikasi merupakan hal yang sangatlah penting dalam kasus ini, agar masyarakat tidak merasa panik, sehingga pemerintah di Indonesia perlu menyiapkan tenaga medis diberbagai daerah agar penderita dapat langsung tertangani dengan baik, sehingga tidak hanya terdapat dipusat saja ketersediaan peralatan mengenai penyakit ini. Yang nantinya hal tersebut dapat membuat masyarakat Indonesia merasa aman dan tenang karena pemerintah memperhatikan warganya hingga tingkat daerah. Kerjasama masyarakatpun diperlukan, masyarakat diminta untuk tidak menimbulkan hoax mengenai virus corona ini, hal ini dikarenakan akan menurunkan imunitas tubuh karena mengalami strees yang ditimbukan oleh berita hoax.
Pengaambilan sebuah kebijakan untuk mengantisipasi virus yang dilakukan oleh banyak negara sebelum masyarakatnya terinfeksi  seperti yang dilakukan oleh Saudi Arabia dan Singapura contohnya yang menutup semua akses bagi para WNA (Warga Negara Asing) hal ini mereka lakukan untuk mencegah warganya terkena virus, dan menyiapkan segala tenaga medis bila mana virus tersebut benar adanya. Memberikan sebuah inovasi mengenai isolasi diri dan sosialisasi yang dilakukan masyarakat. Serta memberikan edukasi agar masyarakat memberikan informasi-informasi yang positif, agar mengurangi rasa panik dan stress. Masyarakat juga dapat membantu dengan memberikan edukasi di media sosialnya terkait cara-cara mencegah COVID-19 ini.  Oleh karena itu selain melawan virus corona kita juga harus melawan berita hoax dan bijak dalam melih-milih berita, untuk itu apabila mendapatkan sebuah berita melalui chat pribadi mohon untuk ditelusuri terlebih dahulu kebenarannya. Agar tidak ada yang merasa dirugikan, dikarenakan saat ini pemerintah telah memiliki situs yang menginformasikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan virus corona, yang dengan mudahnya dapat diakses oleh siapa saja.

Nama : Niswatul Arifa Ahra / Jurusan : Ilmu Pemerintahan / Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang
« PREV
NEXT »