Sumba Tengah,
Skrinews
Kemarin wartawan Skrinews Sumba Tengah menemui sekda Drs Umbu Eda Pajangu M.Si dirumah jabatan sekda untuk mengkomfirmasi tentang surat disposisi bupati tanggal 5 September 2019 yang hilang di badan keuangan Daerah.
Saat itu sudah diantar oleh pegawai bagian umum untuk dieksekusi,Namun surat itu tidak didata dibuku dengan alasan surat itu tidak pernah diterima dibadan keuangan daerah, sehingga menurut sekda surat itu tidak muncul saat pembahasan panitia khusus untuk dana bansos dan hibah yang berasal dari APBD tahun 2019.
Menurut sekda untuk dana bansos dan dana hibah tidak ada lagi,karena sudah diproses untuk diberikan kapada yang menerimanya sesuai permintaan.Skrinews sangat kecewa karena surat itu bisa dihilangkan oleh badan keuangan daerah pada hal saksi mata di sekretariat ruang bupati maupun ruang sekda sudah mendata surat itu saat didisposisikan oleh bupati Sumba Tengah, bahkan petugas sektariat sekda mengatakan,sudah di suruh Yopi pegawai bagian umum yang mengantar di keuangan,ternyata anehnya surat tersebut hilang,Sehingga kesan saya sebagai pemohon atas nama Skrinews dan pegawai yang bermain ini tidak berkrakter sesuai visi- misi kabupaten Sumba Tengah.
Saya sesalkan adalah pemimpin redaksi sudah mengtahui masalah ini,bahwa sudah ada disposisi bupati,sehingga dalam surat yang ketiga dilampirkan dokumen perusahaan Skrinews Nasional.
Dia tidak faham kalau orang Sumba Tengah dibadan keuangan itu orang yang senang membunuh orang lain ibarat membunuh binatang dikebun sendiri.Untungnya yang di bunuh adalah Skrinews yang
berlevel nasional.
Bagi saya sebagai wartawan maupun sebagai pribadi sudah biasa dibuat berulang kali.Saat Umbu Bintang menjadi bupati ada 3 lembar surat saya yang hilang setelah disposisi oleh bupati.Sekarang tahun 2019 Provosal Skrinews Nasional juga hilang,padahal sudah disposisi oleh bupati.
Saya tidak mengerti sering terjadi pembunuhan berkas, dilakukan BKD,"apakah ini juga bukan bagian dari perbuatan tidak membangun mitra kerja dengan media?.
Laporan :Markus M.R
