BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Lima Pemodal Asing Tinggalkan Batam



SKRI News.Batam- Belum pulihnya kondisi perekonomian di Kota Batam membuat sejumlah perusahaan gulung tikar dan tidak bisa lagi bertahan untuk  menjalani bisnisnya. Perusahaan itu baik yang berasal dari penanam
modal dalam negeri (PMDN ) maupun penanam modal asing (PMA).

Sepanjang 2017, ada lima PMA yang telah tinggalkan Kota Batam. Karyawan yang bekerja di perusahaan itu pun ikut dirumahkan.  "Dua dari lima perusahaan tersebut bergerak di bidang perdagangan alat-alat berat seperti excavator dan industri yang bergerak di bidang elektronik," kata Kepala Sub Direktorat Pelayanan Modal BP Batam Ady Soegiharto.

Akan tetapi Ady Soegiharto tidak merinci dua perusahaan yang tutup itu. "Nilai investasi masing-masing adalah 1 juta dolar Amerika dan 1,2 juta dolar Amerika. Dan jumlah tenaga kerjanya mencapai 26 orang untuk dua perusahaan tersebut," jelasnya.

Disebutkannya, kedua perusahaan tutup karena tidak bisa bersaing. "Mereka datang pada tahun lalu dan sempat beroperasi, namun karena situasinya tidak kompetitif, karena tak ada yang beli produknya," imbuhnya.

Sedangkan tiga perusahaan lainnya yakni PT Nidec Component Technology Indonesia yang bergerak di bidang industri komponen elektronik; PT Pacific Coating Batam yang bergerak di bidang usaha jasa industri untuk berbagai pekerjaan khusus terhadap logam dan barang-barang dari logam; dan PT Sivantos Hearing Solutions yang bergerak di bidang industri alat bantu pendengaran dan perlengkapannya.

"PT Nidec menginvestasikan modal USD 2,5 juta dengan tenaga kerja yang dirumahkan sebanyak 661 tenaga kerja lokal dan 7 tenaga kerja asing," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono menambahkan.

Kemudian PT Pacific dengan investasi sebesar USD900 ribu memberhentikan 185 pekeja lokal dan 11 pekerja asing. Sedangkan PT Sivantos nilai investasi mereka USD610 ribu dengan 500 karyawan lokal dan 20 karyawan asing.

Menurut Andi, total nilai investasi tiga perusahaan asing tersebut sekitar USD4 juta dengan total 1.364 karyawan lokal dan 38 karyawan asing yang kehilangan pekerjaanya. “Sepinya orderan jadi alasan mereka tutup,” pungkasnya. (Richi)


« PREV
NEXT »