BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Cahaya Mobil Listrik dari Sosok Nur

Pemecah telur kendaraan listrik nasional adalah Surabaya. ITS. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya. Memang, Mario Rivaldo dari Bandung sudah membuatnya lima tahun lalu. Sudah pula diuji coba di mana-mana. Tapi belum pernah masuk pasar komersial. Tepatnya belum dapat izin.



Memang pula sudah banyak sepeda motor listrik di pasar, tapi belum bisa disebut kendaraan nasional. ITS-lah yang secara nyata menandatangani kontrak komersial produksi kendaraan listrik. Antara ITS dan PT Garasindo. Perusahaan itulah yang akan memproduksi Gesits, sepeda motor listrik made in ITS. Itulah kontrak komersial pembuatan kendaraan listrik nasional pertama dalam sejarah Indonesia. ITS bersejarah. Di bidang kendaraan listrik nasional.

Semua itu tidak bisa dipisahkan dari peran kepemimpinan seorang doktor di ITS bernama Nur Yuniarto. Yang mendapat dukungan penuh dari rektornya. Sejak tahun 2011 sampai rektornya yang sekarang: Prof Dr Ir Joni Hermana MSc.

Nur dalam bahasa lain berarti cahaya.

Saya memang melihat cahaya itu dari pribadi Dr Nur yang satu ini. Saya juga melihat cahaya itu terefleksi pada buku baru yang segera terbit. Dialah yang menulis buku itu. Judulnya Kendaraan Listrik: Teknologi untuk Bangsa. Maka ketika Dr Nur (nama lengkapnya Mohammad Nur Yuniarto) meminta saya menuliskan kata pengantar untuk buku barunya ini, saya tidak pikir panjang. Langsung saya sanggupi.

Dr Nur di mata saya adalah pribadi yang menarik. Tampilannya seperti seorang rocker. Badannya berisi. Rambutnya gondrong. Celananya belel. Bajunya nyaris urakan. Kalau saja dulu saya pertama bertemu dia di sebuah plaza, pastilah saya tidak menyangka sosok ini seorang doktor lulusan Manchester, Inggris.

Yang juga menarik adalah Dr Nur ternyata bukan doktor teknik elektro. S-1-nya memang diraih di ITS, tapi ambil teknik mesin. Doktornya yang dari Manchester itu juga teknik mesin. Tapi, perjuangannya untuk mobil listrik luar biasa. Dialah ketua tim kendaraan listrik ITS. Salah satu program unggulan ITS yang sangat berhasil.

Yang juga istimewa, untuk jadi doktor, dia tidak harus melewati S-2. Dari S-1 dia langsung bisa ikut program S-3. Di Manchester University. Memang, dia harus masuk program khusus dulu satu tahun. Setelah itu harus mengikuti tes. Ternyata lulus untuk langsung S-3.

Tim kendaraan listrik ITS kini sudah mendaftarkan 10 paten. Dan yang lagi disiapkan untuk didaftarkan lebih banyak lagi: 130. Semua di bidang kendaraan listrik.

Hebatnya, Dr Nur hampir selalu berada bersama anggota tim. Sudah tidak bisa dibedakan mana mahasiswa dan mana dosen. Pakaiannya maupun sikapnya. Pekerjaannya maupun belepotannya. Dr Nur sudah seperti teman bagi mahasiswa. Dosen sekaligus teman. Bapak sekaligus anak. Kakak sekaligus adik. Kesimpulan saya, inilah kunci keberhasilan tim kendaraan listrik ITS.

Dr Nur lahir di Desa Grebek nan jauh dari Kota Purworejo, Jateng. Setamat SMAN 1 Purworejo, ia masuk Teknik Mesin ITS dan jadi lulusan terbaik tahun 1997. Hobinya memang sejalan dengan apa yang dia tekuni saat ini: ngebut. Dengan sepeda motor. Ngebut itulah yang membuat dia akrab dengan mahasiswa pada umumnya dan para pengebut pada khususnya. Lalu, ketika para pengebut itu menjadi aktivis bengkel, Dr Nur ditarik untuk menjadi ketua gengnya. Pengebut tentu tidak mengenal fakultas. Dari fakultas mana saja: elektro, mesin, dan teknik industri. Karena itu, tim kendaraan listrik ITS ini ada yang dari elektro, mesin, dan fakultas lain.

Mahasiswa anggota tim yang dari teknik mesin, Yoga, kini sudah berhasil membuat motor. Made in ITS. Yang teknik elektro sudah bisa bikin controller. Bahkan sudah bisa bikin BMS (battery management system). Termasuk merangkai baterai dalam satu sistem yang siap pakai. Inilah tiga jatung utama kendaraan listrik.

Dalam wujud kendaraan, tim ini juga sudah melahirkan produk siap produksi komersial. Bentuknya sepeda motor. Namanya Gesits. Ada huruf ITS di tiga huruf terakhirnya. Saya sudah melihat contoh karya nyata ini. Saat saya ke ITS. Mengajak guru-guru SMK Pesantren Sabilil Muttaqin Takeran, Magetan, untuk belajar pada tim ITS. SMK binaan (yudes)
« PREV
NEXT »