Lamang Makanan Khas Minang |
Peringatan Maulid Nabi diperingati setiap 12 Rabiul Awal
penanggalan Hijriah. Ada berbagai cara untuk untuk memperingati hari
lahir Nabi Muhammad tersebut. Biasanya dilkukan dengan mengadakan
pengajian di surau-surau dan masjid. Ceramah agama mengenai bagaimana
memaknai perjalanan Rasulullah dan perjuangan beliau menagakkan agama
Islam, dan harus kita teruskan hingga ke anak generasi islam berikutnya.
Namun di beberapa daerah memiliki tradisi unik dalam memperingati
maulid nabi.
Makan Basamo di Surau
Tradisi
unik ini memang sudah jarang ditemui sejak beberapa tahun belakang.
Setiap peringatan Maulid Nabi, jamaah beramai-ramai ke surau mendengar
pengajian. Setelah pengajian diakhiri dengan prosesi makan basamo.
Pelaksanaannya
pun berbeda-beda, beberapa daerah ada yang sudah lengkap dengan bawaan
rantang berisi nasi dan lauk-pauk. Ada juga yang hanya membawa nasi,
sedangkan lauk dimasak bersama-sama oleh para ibu.
Tradisi
ini menceriminkan kebersamaan, gotong royong dan saling berbagi antara
satu sama lain. Hiduk ado agiah baragiah, hiduik indak salang manyalang.
(saat ada kelebihan, saling memberi. Jika tidak punya, saling pinjam
meminjamkan)
Badikia/ Salawat Dulang
Dikia/Salawat
dulang adalah tradisi dakwah lisan yang diperkirakan berasal dari
wilayah pariaman. Sampai saat ini tradisi ini masih sering dilakukan,
terutama pada peringatan maulid nabi. Nilai-nilai keislaman yang
disampaikan dengan digabungkan dengan dendang (tradisi lokal masyarakat
minang) tentunya akan lebih mudah diterima.
Pelaksanaannya
pada malam hari, semalam suntuk hingga fajar menjelang. Dakwah yang
didendangkan biasanya berisi penyampaian panji-panji keislaman. Sesekali
ada waktu rehat. Waktu tersebut digunakan untuk makan basamo di surau,
ataupun pengumpulan dana infaq dan Sedeqah demi kepentingan umat,
misalnya pembangunan masjid secara fisik ataupun mental (pengajian, TPA,
dll).
Malamang
Membuat
lemang secara beramai-ramai, tentunya akan menambah semangat gotong
royong dan kebersamaan. Semua unsur masarakat dilibatkan, pemuda mencari
buluh/bambu untuk cetakan lamang. Kemudian kaum bapak membuat tungku
dan mencari kayu bakar, Sedangkan kaum ibu menyiapkan bahan adonan untuk
membuat lamang.
Lamang
yang dibuat kemudian dihidangkan sebagai kudapan pada acara pengajian
peringatan maulid nabi. Seringkali lamang dihidangkan dengan tapai, atau
ketan hitam.
Sehingga
peringatan maulid nabi terrasa lebih semarak, ketika semua elemen
masyarakat kemudian dengan senang hati mengikuti rangkaian peringatan
dan terutama pengajian, untuk memperbaharui keimanan diri masing-masing.
BY SUMBAR RANCAK