BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Kepasrahan Ahok hingga rela dipenjara jika terbukti nistakan agama

Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak pernah menyangka kata-katanya saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta bakal berbuntut panjang. Kalimatnya yang menyebut Surah Al Maidah ayat 51 itu malah menjadi polemik berkepanjangan.

Buntutnya, ribuan masyarakat menggelar aksi demonstrasi secara besar-besaran di ibu kota. Mereka menuntut agar Basuki, atau akrab disapa Ahok, dinyatakan bersalah dan dipenjara.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian berjanji akan menuntaskan kasus tersebut dalam dua minggu. Tujuannya untuk menentukan Ahok bersalah atau tidak, kasus dilanjutkan atau dihentikan.

Ahok mengaku tidak habis pikir dianggap telah melakukan penistaan agama. Dia pun mengaku rela dipenjara jika dianggap sebagai biang keladi kekacauan di negara ini.

Namun, Basuki atau akrab disapa Ahok ini mengatakan, permulaan adanya demo pada 4 November 2016 adalah video pernyataannya di Pulau Pramuka. Kala itu dia sempat menyinggung surah Al Maidah ayat 51, namun pemaknaannya telah dibelokan oleh Buni Yani.

"Terus si Buni Yani sudah ngaku, dia menghilangkan kata pakai. Itu kan jelas. Makanya diproses saja di hukum. Nanti saya kira Bareskrim akan panggil dia untuk jelaskan, apakah orang sarjana, peneliti, lulusan amerika bisa dengan gampang saja," katanya di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11).

Mantan Bupati Belitung Timur ini juga bingung dengan sikap acuh terhadap pembuat video yang menyebabkan kegaduhan tersebut. Sebab tidak ada satupun orang yang mempersalahan kekeliruan Buni Yani. Seharusnya orang yang telah membuatnya masuk dalam pusaran masalah ini juga diperiksa seperti dirinya.

"Saya kira nanti polisi harus proses dia. Kalau buat salah. Masa gara-gara Buni Yani gitu, memfitnah, menurut saya memfitnah, kok tidak ada yang mau menarik diri, minta saya diperiksa, saya sudah diperiksa," tegasnya.

Namun, Ahok mengaku siap untuk dipenjara jika ternyata masyarakat menganggap dirinya dianggap sebagai dalang permasalahan ini. Sebab dia tidak ingin ketentraman dan kebhinekaan Indonesia terganggu hanya karena seorang Ahok.

"Saya sudah sampaikan, kalau karena saya membuat negara kita begitu kacau, saya rela ditangkap dipenjara. Tapi saya tidak akan pernah mundur, karena kalau saya mundur saya juga akan dipenjara. Tapi bukan (dipenjara) karena difitnah menghilangkan kata pakai," tuturnya.

Dia mengingatkan, telah meminta maaf dengan setulus kepada semua pihak yang tersinggung dengan pernyataannya. Walaupun tidak pernah terbesit sedikitpun untuk melakukan pelecehan terhadap Alquran dan Islam.

"Saya sudah sampaikan permohonan maaf dengan tulus hati yang dalam, mereka gak mau terima juga, ya saya akan jalanin proses hukum, tapi sudah jelas ada pengakuan dari seorang, dia (Buni Yani) hilangin kok," ujar suami Veronica Tan ini.

Ahok mengaku beruntung memiliki keluarga yang selalu ada di sampingnya. Keluarganya selalu siap mendukung dan menerima konsekuensi dari gaya kepemimpinan dan karakternya yang kerap menimbulkan persoalan. Pria yang akrab disapa Ahok ini menceritakan besarnya dukungan keluarga di saat Ahok dituding melakukan penistaan agama.

"Jadi seluruh keluarga saya siap kalau demi negara ini saya dipenjara ditangkap pun seluruh keluarga sudah siap. Jadi saya bersyukur punya dukungan seperti itu," ungkap Ahok di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11).

Dukungan dari istri dan anaknya juga selalu menyertai Ahok menghadapi lawan politik di pertarungan Pilgub DKI. Di masa kampanye Pilgub DKI, Ahok sering mendapatkan penolakan dari warga di beberapa tempat. Keluarganya di rumah tidak pernah khawatir dengan massifnya gerakan penolakan warga. Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, keluarganya sudah tahu bahwa semua yang dilakukan atas nama keadilan bagi warga..
Sumber: Merdeka.com
« PREV
NEXT »